Kami juga mohon ma'af sebesar - besarnya karena selama puasa Ramadhan kami belum bisa hadir untuk menemani panjenengan semua. Berkaitan dengan "Taqwa" ulasan Habib Mahdi bin Abdurrahman Al-Attas berikut ini, yang menyatakan bahwa Taqwa merupakan kunci sukses dan kejayaan dunia, patut diperhatikan, Semoga artikel berikut ini bermanfaat.
Rizqi yang Berkah
Allah SWT berfirman, ‘Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.’ – QS An-Naba (78): 10-11.
Allah SWT telah menjadikan siang hari untuk mencari nafkah, sedangkan malam hari untuk istirahat. Allah memberikan jalan kepada kita untuk mencari nafkah, tapi jangan lupa kaidah untuk mencari nafkah, karena sering kali kita menomor sepuluhkan Allah pada saat berurusan dengan urusan duniawi kita.
“Dalam kehidupan seperti saat ini yang penuh dengan ujian, kesulitan, kesusahan, baik yang dialami oleh individu maupun masyarakat nasional, banyak menimbulkan rasa kegelisahan terkadang keputusasaan, bahkan hingga melahirkan rasa iri, dengki, dan akhirnya membawa kepada perbuatan menghalalkan segala cara.
Saat ini banyak muslim yang terkadang sudah bosen menjadi orang Islam. Bila dulu, setelah ashar maupun maghrib, anak-anak sudah duduk rapi untuk mengaji atau pergi ke mushalla, saat ini maghrib hingga isya, anak belum pulang tidak ada masalah.
Kenapa bisa kita sebut bosen dengan Islam! Karena dalam keseharian kita sudah melupakan dan tidak menggunakan tata cara kehidupan yang Islami. Ibadah diabaikan, shalat ditinggalkan, mengaji dilupakan. Pulang kerja langsung nonton bola, jam tiga pagi masih di depan bola, padahal belum shalat Isya, lalu ketiduran, shalat Subuh pun lewat, setelah itu bangun dan langsung bekerja. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan lebih penting daripada Allah SWT. Akibatnya, tidak ada lagi keberkahan pada apa yang kita cari dan kita dapatkan.
“Allah menjadikan siang sebagai waktu untuk mencari nafkah dan malam sebagai waktu untuk beristirahat. Pada malam hari ada sesuatu yang paling indah, yaitu masa untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama di saat kebanyakan manusia lelap tertidur. Kita bangun untuk mengadu dan bermunajat kepada Allah. Maknanya, bila seseorang menggunakan semua waktunya, siang dan malam, untuk mencari materi, akan hilang keberkahannya. Materi boleh semakin bertambah, tapi keberkahan hilang dari kehidupannya.”
Allah SWT berfirman, ‘barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barang siapa bertawaqal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” – QS Ath-Thalaq (65): 2-3.
Ayat ini memberikan petunjuk bagi setiap umat Rasulullah SAW. Dalam keseharian, seorang muslim bergaul sebagai insan biasa, namun di saat Allah memanggil, ia tampil paling pertama untuk menunaikannya.
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, penyususun Ratib Al-Haddad dan al-Wird al-Lathif, berkata, ‘Dunia bukanlah merupakan tanah airmu, melainkan hanyalah persinggahan untuk menuju negeri yang sebenarnya (akhirat).’
Rasulullah SAW bersabda, ‘Cinta tanah air adalah bagian dari iman.’ Tanah air kita yang sebenarnya adalah akhirat, sehingga makna hadits ini adalah agar kita selalu merindukan negeri akhirat, karena dunia ini bukanlah negeri kita. Nabi Adam oleh Allah diciptakan di surga lalu turun ke bumi. Itulah yang membuktikan, bahwa bumi ini bukanlah negeri kita.
Taqwa kunci Sukses dan Jaya
Berikut adalah contoh cerita yang bisa kita ambil pelajaran dari ketaqwaan orang-orang pilihan Allah.
Pada sa’at Al-Habib Syech Abu Bakar bin Salim, sedang menjelaskan tentang makna surat Ath-Thalaq: 2-3, ada dua orang jama’ah nyeletuk di belakang, ‘Apa memang itu bener Syech ?’
Lalu Habib Syech berkata kepada salah seorang muridnya, ‘Hai muridku, di belakang ada 40 karung kurma yang paling jelek di Hadramaut, yang nilainya tidak lebih dari empat dinar. Juallah kurma itu ke Irak, dan juallah satu butir kurma seharga satu dinar dan jangan kurang dari satu dinar per butirnya. Aku ingin membuktikan bahwa janji Allah itu benar.’
Selama dalam perjalanan murid-murid Habib Syech terus dilanda kebingungan dan keheranan. Bagaimana mungkin kurma yang paling buruk akan dijual satu dinar per butir, sementara kurma Irak saja, yang bagus harganya satu dinar per kilonya.
Setelah melakukan perjalanan beberapa lama, murid-murid Habib Syech tiba di suatu daerah di Irak. Ternyata daerah tersebut tengah dilanda wabah penyakit yang ganas. Tiba-tiba datang seorang anak kecil, yang menderita penyakit, yang sedang mewabah di daerah itu, menghampiri mereka dan melihat-lihat kurma yang ada di karung. Karena merasa tertarik, ia pun meminta kurma yang ada di karung.
Sebutir kurma dikeluarkan dan diberikan kepada anak tadi. Subhanallah, dengan izin Allah, beberapa saat kemudian anak itu sembuh dari penyakitnya.
Karena begitu gembira, anak itu pun berlari-lari di pasar sembari meneriakkan bahwa ada kurma yang dapat menyembuhkan penyakitnya.
Tidak lama kemudian orang-orang datang berduyun-duyun untuk membeli kurma tersebut. Namun sebelumnya murid-murid Habib Syech menjelaskan, bahwa kurma itu hanya dijual dengan harga satu dinar per butir. Namun meski dihargai dengan harga yang tidak wajar, mereka berebut untuk membelinya, hingga tak berapa lama kurma-kurma itu pun telah habis terjual seluruhnya, sementara murid-murid Habib Syech hanya terheran-heran menyaksikan kejadian tersebut, demikianlah karamah Habib Syech.
Setelah rombongan pembawa kurma kembali ke Hadramaut dengan membawa hasil dagangan yang sangat besar, Habib Syech berkata, ‘Inilah janji Allah kepadaku. Sekarang bagikanlah!’
Demikianlah karena kekuatan keyakinan Habib Syech kepada Allah SWT. Maka Allah buktikan janji-Nya. Bagaimana dengan kita yang hanya selalu bisa mengucapkan tetapi tidak melakukan. Dalam setiap shalat, pasti kita baca, ‘Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`in (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan).’ Tapi dalam keseharian kita, baik na`budu maupun nasta`in kita lupa.
Kunci menuju Kesuksesan
Kunci dari semua kesuksesan itu adalah ‘wa`budullah’, ‘sembahlah Allah’. Dimana kesuksesan dan kejayaan akan lebih mudah dicapai bila kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Karena kesuksesan dan kejayaan bisa terwujud hanya dari ridlo Allah SWT, bukan karena dari manusia itu sendiri. Karena kejayaan atau jabatan yang berasal dari manusia akan mudah jatuh, pupus, dan hilang, tetapi kejayaan dan kesuksesan yang Allah berikan, tidak ada seorang pun yang dapat meruntuhkannya.
Demikian pula sebuah hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda, ‘Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau hidup untuk selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan engkau mati esok hari’.”
Adapun beberapa amalan yang bisa kita lakukan agar dimudahkan rizqi, dimudahkan segala urusan, dan mendapatkan keberkahan, yaitu istiqamahkan membaca surah Thaha dan Al-Waqi`ah bakda shalat Subuh diakhiri dengan shalat Dhuha. Dan bagi yang tidak mampu melakukannya, dapat mengamalkan membaca surah Al-Quraisy sebanyak sebelas kali setiap ba`da subuh dan sesudah ashar, sebagaimana yang diijazahkan oleh Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syathiri.
Sumber : Majalah alKisah
0 komentar:
Posting Komentar