Wadah berbagi Kisah, Pengetahuan, Ungkapan rasa, Cerita, dalam rangka memperkaya khasanah Iman untuk menggapai Syafa'at Baginda Rasululloh serta Hidayah dan Ridlo Illahi Robbi

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

8.21.2009

Amaliyah bulan Ramadhan


Ada beberapa amalan shalih yang menjanjikan pahala besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala pada bulan Ramadhan di antaranya :

A. Puasa Ramadhan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah : 183)

Hendaklah para orang tua memberi pengertian kepada anak-anaknya bahwa puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dan berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya tanpa udzur syar’i. Untuk itu hendaklah meniatkan puasanya hanya semata-mata mengharap ridlo Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa puasa Ramadhan dengan iman dan benar-benar mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai saudaraku!

Ada beberapa hal yang dapat engkau biasakan guna mendapatkan keutamaan dari Allah SWT. sekaligus sebagai upaya melatih keluargamu di bulan Ramadhan ini :

* Mendahulukan berbuka

Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadlus Shalihin membawakan beberapa hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang mengisyaratkan disunnahkannya mendahulukan berbuka puasa, di antaranya :
“Selalu manusia itu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebelum berbuka ingatkanlah keluargamu untuk berdoa sebagaimana yang dicontohkan teladan kita Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
[ Dzahabadh Dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah ]
“Telah hilang dahaga dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, InsyaAllah.” (HR. Abu Dawud, lihat Hisnul Muslim nomor 168, Shahihul Jami’ 4/209)
Tegurlah mereka jika terlalu kenyang, karena mereka belum menegakkan shalat maghrib, kekenyangan dalam makan akan mengganggu kekhusyu’an dalam shalat.

* Mengakhirkan sahur

Terjadi pada sebagian keluarga Muslim kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan makan sahur ini. Sebagian mereka tidak melakukannya dengan sengaja, sebagian lagi dikarenakan rasa malas bangun pada akhir malam, maka mereka makan sahur sebelum pergi tidur atau di tengah malam. Dua kebiasaan tersebut menyelisihi tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka menjadi tanggung jawabmu wahai para kepala keluarga untuk mengingatkan keluargamu dan membiasakannya dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Perhatikan sabda beliau berikut ini sebagai hujah bagimu untuk membimbing keluargamu.

“Perbedaan antara puasa kami dan puasa ahli kitab yaitu makan sahur.” (HR. Muslim 1096)

“Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat barakah.” (HR. Muslim 1095)

Dua hadits di atas sebagai bantahan atas mereka yang meninggalkannya, sedang sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan dari Anas Radhiallahu 'anhu berkenaan dengan sunnahnya mengakhirkan sahur adalah :

“Kami sahur bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, kemudian kami bangkit untuk shalat. Aku katakan kepadanya : ‘Berapa lama antara keduanya?’ Ia menjawab : ‘(Kira-kira orang membaca) lima puluh ayat’.” (HR. Muslim 1097)

* Tidak boros dalam makan dan minum

Berlebih-lebihan adalah perkara yang mendatangkan kebencian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu hendaklah para ibu rumah tangga bersikap sederhana, meskipun di siang hari tidak ada anggaran belanja yang dikeluarkan, namun janganlah menyusun anggaran belanja yang membengkak di sore hari.

B. Qiyamul Lail (Shalat Tarawih)

Qiyamul lail merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sangat berkesan dan membawa dampak positif bagi yang membiasakannya. Di bulan Ramadhan, shalat malam (yang kita kenal dengan shalat tarawih) merupakan amalan yang sangat dianjurkan,kepada kita sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“Barangsiapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan seorang ayah (suami) sangat penting bagi anak dan istrinya untuk membiasakan amalan ini. Di mana ia harus menjadi teladan di tengah-tengah keluarganya.Merupakan pemandangan yang sering kita lihat di bulan Ramadhan yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya berangkat bersama menuju masjid melakukan shalat.

Ada beberapa hal yang harus engkau perhatikan wahai para pembina keluarga!

1). Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah bukan wajib, maka janganlah berkeyakinan wajibnya shalat tarawih, sehingga tatkala kalian terluput darinya penyesalan kalian lebih dari bila kalian terluput dari shalat fardlu yang lima. Karena itu ajari dan pahamkanlah keluargamu tentang masalah ini, bahwa shalat lima waktu adalah wajib sedang shalat tarawih adalah sunnah.

2). Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan afdhalnya shalat tarawih berjamaah bersama imam di masjid, maka bimbinglah keluargamu untuk tunduk kepada syariat. Akan tetapi perlu diingatkan kepada para ibu dan remaja putri bahwa shalatnya di rumahnya lebih baik baginya daripada shalatnya di masjid kaumnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“ … shalatmu di bilikmu lebih baik dari shalatmu di rumahmu, shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di masjidku (masjid Nabawi).” (HR. Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Namun jika mereka ingin tetap shalat berjamaah di masjid, maka nasehatkan kepada mereka adab-adabnya, di antaranya :

- Keluar bersama mahramnya, demikian pula ketika kembali, maka haram bagi wanita keluar disertai laki-laki asing.
- Tidak tabaruj, berhias ala jahiliyah, menguraikan rambutnya dengan menenteng mukenanya, akan tetapi wajib baginya berbusana sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
- Tidak memakai minyak wangi.
- Segera pulang setelah shalat selesai, tidak duduk-duduk dan ngobrol di dalam masjid, atau jalan-jalan dengan bergerombolan. Hal ini adalah terlarang karena akan menimbulkan fitnah.

3). Meskipun shalat malam ini hukumnya sunnah, namun tetaplah engkau memberikan semangat kepada istri dan anakmu untuk melakukannya, dikarenakan keutamaannya yang besar di sisi Allah.

“Seutama-utama shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam.” (HR. Muslim 1163)

4). Biasakanlah dirimu dan keluargamu untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala baik di dalam shalat malam atau sesudahnya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengabulkan doa dan permintaan hamba-Nya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Rabb kami Yang Maha Agung dan Tinggi turun di setiap malam ke langit dunia, ketika malam tersisa sepertiga yang akhir. Kemudian Dia berfirman : ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku pasti akan Ku-kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya, barangsiapa memohon ampunan-Ku pasti Aku akan mengampuninya.” (HR. Bukhari nomor 7494 dan Muslim nomor 758)

C. Tilawatul Qur’an dan Dzikrullah

Amal shalih lainnya sebagai cahaya penerang di setiap rumah keluarga Muslim adalah membaca Al Qur’an dan berdzikir kepada Allah, dua perkara yang ringan di bibir tetapi amat berat timbangannya kelak pada Yaumul Mizan.

Berkaitan dengan membaca Al Qur’an ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Bacalah Al Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi ahlinya.” (HR. Muslim nomor 804)

Kesempatan emas bagi kalian, wahai para ibu! Yaitu engkau ajarkan Kalamullah ini kepada anak-anakmu di sela-sela kesibukanmu, niscaya engkau akan menjadi manusia yang terbaik dengan ketekunan dan kesabaranmu membimbing anak-anakmu membaca dan menghapal ayat-ayat-Nya. Bergembiralah dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berikut ini :

“Sebaik-baik kalian ialah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari nomor 5027, Abu Dawud dalam Sunan-nya nomor 1452 dan Tirmidzi nomor 2909)

Selain engkau ajarkan Al Qur’an kepada anak-anakmu, maka tak kalah pentingnya adalah engkau biasakan lidah mereka selalu basah dengan dzikrullah untuk menepis kebiasaan kebiasaan jelek yang beredar di sekitarmu. Ingatkan dan bacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, di antaranya :

“ … laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab : 35)

“ … dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung.” (Al Jumu’ah : 10)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan dzikrullah. Adapun dari sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di antaranya :

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : ‘Aku bersama hamba-Ku selama dia mengingat Aku, dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepada-Ku.’ ” (HR. Ibnu Majah nomor 3792 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah nomor 3792)

“Tidaklah suatu kaum duduk untuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla, melainkan mereka dinaungi oleh para malaikat dan diliputi oleh rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat-Nya.” (HR. Muslim nomor 2700)

Cukuplah kiranya dua hadits ini sebagai landasan bagimu untuk tetap membasahi bibirmu dengan dzikrullah dan sebagai pemacu bagimu untuk tekun dan telaten membimbing anak-anakmu untuk senantiasa berdzikir kepada Allah.

D. Istighfar dan Taubat

Istighfar adalah memohon ampunan yakni penjagaan dari jeleknya dosa dan menutupinya (dari dosa-dosa tersebut). Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk istighfar sekaligus memuji hamba yang mau memohon ampunan kepada-Nya.

“Dan mintalah kalian ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Muzammil : 20)

“Dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” (Hud : 3)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan istighfarlah kepada-Nya, maka sungguh aku bertaubat seratus kali setiap hari.” (HR. Muslim nomor 2702)

Pintu taubat tetap terbuka hingga matahari terbit dari barat.
“Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim nomor 2703)

Sedang orang yang tidak mau taubat merekalah orang-orang yang dhalim.
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (Al Hujurat : 11)

E. Shadaqah

Jadikanlah bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak shadaqah dan infaq fi sabilillah, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba-Nya yang dermawan, murah hati, dan selalu terbuka tangannya untuk memberi. Namun hendaknya engkau perhatikan wahai kepala keluarga bahwa syarat diterimanya shadaqah adalah dari usaha yang halal!

“Sesungguhnya Allah itu Maha Bagus, Allah tidak akan menerima kecuali yang bagus (halal).” (HR. Muslim nomor 1015)

Maka hendaknya kalian mampu menahan diri dari usaha-usaha yang haram, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menyelamatkan diri kalian dari jeleknya dosa. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Dan shadaqah itu bisa memadamkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi nomor 2616, ia berkata hadits hasan shahih dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi nomor 2110)

F. Menyambut Lailatul Qadar ( i'tikaf )

Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga menganjurkan kepada umatnya agar memperbanyak amal-amal kebaikan pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu 'anhuma mengabarkan :
“Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, bila masuk malam-malam sepuluh yang terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau) menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya (yakni tidak menggauli istri-istrinya, pent.).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu'alam bishawab.

Share:

8.19.2009

Bulan Suci Ramadhan segera Tiba


Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Beberapa hari lagi umat muslimin di seluruh penjuru dunia akan menemui bulan yang paling mulia dan istimewa kedudukannya dalam Islam. Ia adalah bulan Ramadhan. Kemuliaannya adalah karena Allah sendiri yang mengistimewakannya dari bulan-bulan lainnya, di mana Allah melipat gandakan pahala kebaikan, membukakan pintu surga, membuka ampunan seluas-luasnya, menurunkan rahmat-Nya, mengabul doa hamba hamba-Nya. Bulan yang suci, sehingga semua orang beriman dapat menyucikan diri mereka dari lumpur dosa dan maksiat. Bulan yang di sana Allah mewajibkan kepada orang-orang beriman untuk melaksanakan Ibadah khusus yaitu berpuasa selama 1 bulan penuh dengan tujuan agung pula, yaitu agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqoroh: 183)

Dengan kedatangan bulan Ramadhan kali ini, tentunya kita tidak ingin melewatkannya begitu saja, kemudian ia berlalu tanpa meninggalkan bekas yang mendalam di dalam jiwa kita, pergi tanpa makna yang memberikan energi baru bagi jiwa kita untuk semakin menjadi hamba Allah yang lebih baik. Dengan kedatangan tamu yang istimewa tentunya kita sebagai orang yang akan didatangi, akan malu jika tidak mempersiapkan apa-apa untuk menyambut tamu tersebut sedangkan kita sudah tahu bahwa tamu itu akan datang beberapa hari lagi.

Lalu bagaimanakah semestinya rumah setiap muslim mempersiapkan diri menyambut Ramadhan? Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan mulia ini agar Ramadhan kita kali ini benar-benar lebih berarti.

Pertama:

Menyediakan waktu untuk muhasabah diri.
Hendaklah setiap muslim yang akan menyambut Ramadhan mulai menghitung-hitung amal dan dosa yang telah dilakukan selama setahun ini. Apakah Ramadhan-nya tahun lalu telah memberikan kepadanya energi yang cukup untuk melalui sebelas bulan yang kini hampir berlalu?

Menghitung-hitung diri saat menjelang datangnya Ramadhan menjadi sangat penting, sehingga setiap muslim akan mempunyai azam yang lebih kuat lagi untuk berupaya menggunakan Ramadhan kali ini hanyalah untuk kebaikan dan menggapai segala rahmat dan ampunan Allah yang ada di dalamnya.

Allah menegaskan di dalam surat Al- Hasyr :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa melihat kepada dirinya apa yang telah ia persiapkan untuk hari esoknya, dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Allah melupakan diri mereka, merekalah orang-orang yang fasik.(Al-Hasyr: 18-19)

Kedua:

Memperbanyak Istighfar dan Taubat.
Setiap anak Adam pasti pernah salah dalam kehidupannya. Iman yang selalu naik dan turun, perjalanan hidup yang banyak godaan dan ujian pasti akan membuat manusia pernah terpeleset sehingga terkotori oleh dosa, dan kotoran itu perlu dibersihkan. Maka istighfar dan taubat adalah pembersihnya. Untuk melakukan taubat tidaklah menunggu sampai datangnya Ramadhan tiba, karena tidak ada yang menjamin seseorang bahwa ia akan sampai pada bulan Ramadhan tahun ini. Melakukan taubat dan memperbanyak istighfar sebelum Ramadhan tiba adalah menjadi penting dilakukan oleh orang beriman, sehingga ketika datangnya Ramadhan jiwanya sudah siap untuk menjalankan ibadah dan menggapai pahala dengan hati yang ringan, tanpa beban karena ia telah mempersiapkan jiwanya seutuhnya sebelum Ramadhan tiba.

Syeikh Dr. Yusuf Al-Qordhowi dalam khutbahnya pernah menyampaikan bahwa, “Taubat merupakan kewajiban bagi setiap muslim bedasarkan firman Allah dan Hadist dari Rosulullah. Allah berfirman: “
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [النور:31]
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung” (QS. Nur: 31)

Rosulullah saw bersabda:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: "يا أيها الناس، توبوا إلى الله، فإني أتوب في اليوم إليه مائة مرة "
“Hai sekalian manusia,bertaubatlah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali” (HR. Muslim)

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa ada 3 hal yang menghalangi seseorang untuk segera bertaubat:

Pertama: (Attaswiif) Kata-kata ‘akan’
Ungkapan keinginan tanpa melakukan hanya akan menjadikan seorang selalu menunda - nunda tobatnya, ia menyangka kalau ia masih muda, masih 30 tahun, masih 40 tahun, masih 50 tahun, bahkan ketika sampai 60 tahun ia masih sempat mngatakan nanti di bulan Ramadhan aku akan bertaubat dengan sebenar-benarnya. Namun Allah memanggilnya sebelum sempat ia bertaubat.

Penyebab kedua adalah; Meremehkan maksiat, mengecilkan dosa.
Ia mengira bahwa apa yang ia lakukan hanyalah dosa kecil, padahal tidak ada dosa kecil ketika dilakukan secara terus menerus. Imam Bukhori dalam kitab shohihnya meriwayatkan bahwa Rosulullah saw bersabda:
"المؤمن يري ذنبه كالجبل، يخاف أن يقع عليه، والمنافق يري ذنبه كذباب وقع على أنفه فقال هكذا وهكذا"
“Orang beriman melihat dosanya seperti gunung, sedangkan orang munafik melihat dosanya seperti lalat yang menempel di hidungnya”
Seorang salafusholih pernah mengatakan: “Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, namun lihatlah kebesaran Zat yang engkau bermaksiat kepada-Nya.

Penghalang ketiga dari melakukan taubat dengan segera adalah mudah bersandar dengan maaf dan ampunan dari Allah.
Dari sana setan masuk ke dalam hati manusia, sambil mengatakan bahwa “Allah Maha Pengampun” ia hanya melihat pada sisi keampunan dan kasih sayang Allah, namun melupakan bahwa Allah mempunya sifat Maha keras siksa dan azab-Nya. Allah berfirman:
حم. تَنزيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“ Haamiim, Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada - Nyalah kembali (semua makhluk). (QS. Ghofir 1-3)

Jika seseorang selalu mencari-cari alasan dengan kemurahan ampunan dari Allah saja maka akan membuat seseorang menunda-nunda tobatnya.

Ketiga :

Yang perlu disiapkan dalam menyambut Ramadhan adalah: Dengan melatih diri bersama anak-anak dengan ibadah Ramadhan di bulan sya'ban.
Seperti melatih berpuasa, membaca Al-Quran, melaksanakan sholat malam, bersedekah. dan lain sebagainya.
Dari Aisyah ra, ia berkata: "Tidaklah saya melihat Rosulullah menyempurnakan satu bulan puasa kecuali Ramadhan, dan tidaklah saya melihat Rosulullah yang paling banyak puasanya kecuali di bulan sya'ban. (HR. Bukhori)

Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan sya'ban ia berkata: "Ini adalah bulan para pembaca Al-Quran". Dengan melatih diri dengan hal-hal di atas maka ketika menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ia akan menjadi mudah dan terbiasa.

Ke Empat:

Memperbaiki hubungan dengan saudara dan keluarga.
Allah berfirman : فاتقوا الله وأصلحوا ذات بينكم
"Bertakwalah kepada Allah dan perbaiki hubungan di antara kalian".
Memperbaiki kembali hubungan dengan keluarga bukan hanya dilakukan setelah Ramadhan berakhir, namun hendaklah ia dimulai sebelum Ramadhan tiba. Dengan demikian akan semakin menambah keharmonisan dalam keluarga ketika menjalankan ibadah puasa, karena hati yang bersih akan semakin suci. Maka menjelang Ramadhan adalah saatnya yang tepat untuk saling meminta maaf dan memaafkan.

Kelima:

Menjalin silaturrahim dengan tetangga.
Mendekati bulan yang penuh berkah hendaklah juga mulai menjalin kembali silaturrahim dengan teman-teman dan para tetangga, sehingga ketika seseorang mulai menjalin hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama telah menjadi baik. Dengan demikian kenyamanan jiwa akan benar-benar dirasakan ketika berpuasa.

Keenam:

Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk menyambut Ramadhan adalah: Mempersiapkan bekal keperluan untuk selama bulan Ramadhan. Sehingga ketika telah berada di bulan Ramadhan diharapkan waktu yang ada dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah dan membaca Al-Quran.

Ketujuh:

Menghiasi rumah dengan ayat-ayat dan hadist-hadist berkenaaan dengan keutamaan puasa dan ucapan-ucapan menyambut Ramadhan. Karena tulisan dan ucapan-ucapan itu akan memberikan motivasi dan kesiapan untuk menyambut bulan yang mulia dan mengisinya dengan ibadah. Karena ada nuansa yang berbeda di rumah kita, sehingga kita juga menjadi ingat kalau ramadhan hampir menjelang.

Hal terakhir yang juga perlu menjadi perhatian adalah:
Menambah ilmu dengan membaca buku-buku berkenaan dengan Ramadhan. Sehingga diharapkan dapat melaksanakan tuntunan ibadah puasa dengan benar, terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat membatalkan ibadah puasa atau mengurangi nilainya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Wallahu'alam.

Oleh H. Zulhamdi M. Saad, Lc
Share:

Mari Bergembira Sambut Ramadhan


Fadlilah dan keutamaan Ramadhan secara sempurna tidak akan mudah kita ‎dapatkan kalau kondisi fisik kita tidak sempurna dan fit. Untuk itu, menjelang Ramadhan ‎kita harus siapkan fisik kita baik-baik agar pada saat Ramadhan datang nanti, kita siap ‎secara fisik, sehat badan dan rohani.

Menjaga kesehatan adalah bagian dari ajaran agama. ‎Oleh karena itu berulang kali Rasulullah s.a.w. mengingatkan umatnya agar meminta ‎kesehatan kepada Allah dan menjaganya supaya tidak merugi, karena kesehatan adalah ‎salah satu modal terpenting kita untuk bisa beribadah.

Orang yang merugi adalah yang ‎tidak menggunakan kesehatannya untuk kebaikan dan yang lebih rugi lagi tidak menjaga ‎kesehatannya. Rasulullah s.a.w. bersabda dalam hadist sahih riwayat Tirmidzi :
"Dua nikmat ‎Allah yang di situ banyak orang merugi, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang"
‎Karena masih banyak orang menyia-nyiakan kesehatan dan waktu luangnya untuk hal - hal yang ‎tidak bermanfaat

Kalau prasyarat kesehatan sudah kita penuhi, namun tetap diuji dengan sakit, maka janganlah berkecil hati karena niat kita untuk berbuat baik telah didengar oleh Allah. ‎Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari Muslim Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila ‎seorang hamba sakit atau bepergian, maka Allah menulis untuknya pahala seperti yang ia ‎lakukan saat sehat dan di rumah" ‎

Kemudian yang harus kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial kita. Bukan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal. Tapi untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.

Bulan Ramadhan adalah bulan sedekah, bulan infak serta bulan menolong saudara kita yang ‎miskin dan kekurangan. Bulan Ramadhan adalah bulan membantu saudara kita yang membutuhkan. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas:
"Rasulullah adalah ‎orang yang paling dermawan, tapi beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan saat ‎beliau kedatangan Jibril. Saat itu kedermawaan Rasulullah seperti angin yang ‎berhembus"‎ .
Artinya beliau memberikan apa saja untuk sedekah seakan seperti angin ‎yang tidak peduli hambatan, terus berhembus. ‎

Beliau juga mengatakan:"Barang siapa memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka kepadanya diberikan pahala sama dengan orang yang berpuasa dengan tanpa berkurang sedikitpun".‎ ‎ Terakhir, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya di dalam sorga terdapat satu kamar yang luarnya kelihatan dari dalamnya dan dalamnya kelihatan ‎dari luarnya". Sahabat bertanya:"Untuk siapa itu wahai Rasulullah? "Untuk orang yang ‎membaguskan perkataan, memberi makan, melestarikan puasa dan sholat malam pada ‎saat orang-orang terlelap tidur". ‎

Sebelum Ramadhan tiba, mari kita sisipkan dalam rancangan anggaran kebutuhan kita budget untuk bersedekah dan berinfak. Tidak harus berinfak berupa uang tapi bisa juga berupa mengundang berbuka saudara dan sanak famili, ini juga merupakan sedekah yang besar nilainya. Wallahu a'lam

* Muhammad Niam *


Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Powered By Blogger

Slider

Hit Counter