Wadah berbagi Kisah, Pengetahuan, Ungkapan rasa, Cerita, dalam rangka memperkaya khasanah Iman untuk menggapai Syafa'at Baginda Rasululloh serta Hidayah dan Ridlo Illahi Robbi

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

12.10.2009

Fasilitas Pemakaman Mewah apakah Bermanfaat untuk Penghuninya ?



Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Saudaraku! Anda pernah dengar pemakaman mewah yang dikembangkan oleh perusahaan Lippo Karawaci? Komplek pemakaman mewah itu diberi nama San Diego Hills Memorial Park And Funeral Homes (SDH). Konon, untuk mengembangkan komplek pemakaman itu, Lippo harus merogoh kocek dalam-dalam hingga mencapai 10 triliun. Mega Proyek ini "katanya" bertujuan merubah citra pemakaman, yang selama ini dikenal angker. Karenanya, komplek pemakaman ini dilengkapi dengan family center seperti danau seluas 8 hektare, kapel untuk upacara sebelum pemakaman, gedung pertemuan dengan kapasitas 250 kursi, restoran Italia, sarana olah raga seperti kolam renang, jogging track dan lain-lain. Pihak pengembang mengharapkan komplek pemakaman ini menjadi asri dan indah, sehingga dapat mejadi salah satu obyek wisata.

Benarkah dengan berbagai fasilitas mewah itu pemakaman dapat berubah menjadi asri dan indah, terlebih-lebih bagi para penghuninya?

Untuk dapat mengetahui jawabannya, anda haruslah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di alam kubur.

Saudaraku: Bila semasa hidup di dunia anda adalah orang yang beriman dan rajin beramal sholeh, maka setelah ruh anda berpisah dari raga, maka ruh anda akan di bawa ke langit menghadap kepada Allah.

حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ فَيُفْتَحُ لَهُمْ فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِى تَلِيهَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِى فِى عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الأَرْضِ فَإِنِّى مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى فَتُعَادُ رُوحُهُ فِى جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنَ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّىَ اللَّهُ. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِىَ الإِسْلاَمُ. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِى بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ . فَيَقُولاَنِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ . فَيُنَادِى مُنَادٍ فِى السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِى فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَاباً إِلَى الْجَنَّةِ - قَالَ - فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ - قَالَ - وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِى يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِى كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِىءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ. فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِى وَمَالِى.

Setibanya di langit dunia, maka para malaikat pembawa ruh orang mukmin akan memintakan izin untuknya agar dibukakan pintu langit. Setelah pintu langit dibukakan, maka serta merta para pemuka Malaikat yang menghuni langit dunia akan mengiringi ruh orang mukmin itu menuju ke langit selanjutnya. Demikianlah seterusnya hingga ruhnya tiba di langit ke tujuh. Setibanya ruh orang mukmin itu di langit ke tujuh, Allah Azza wa Jalla akan berfirman kepada para Malaikat: "Tuliskanlah catatan amal hamba-Ku di tempat yang tinggi nan mulia. Selanjutnya segera kembalikanlah ruhnya ke bumi, karena darinyalah Aku ciptakan mereka, dan kepadanya Aku kembalikan mereka dan darinya pula Aku bangkitkan mereka. Maka ruh orang mukmin itupun dikembalikan ke jasadnya."

Setelah ruh kembali ke jasad, datanglah dua malaikat, yang akan mendudukkan orang mukmin itu. Dan setelah ia duduk, keduanya bertanya:

"Siapakah Tuhanmu?" Maka orang mukminpun menjawab: "Tuhanku adalah Allah."

Keduanya kembali bertanya: "Apakah agamamu?" Orang mukmin itupun menjawab: "Agamaku adalah Islam."

Keduanya kembali bertanya: "Siapakah sebenarnya orang yang telah dibangkitkan di tengah-tengah umatmu?" Orang mukmin itupun kembali menjawab: "Dia adalah utusan Allah."

Keduanya kembali bertanya: "Darimana engkau mengetahui jawabanmu itu?" Orang mukmin itupun menjawab: "Aku telah mempelajari Kitabullah, selanjutnya aku beriman dan mempercayainya."

Setelah orang mukmin itu menjawab seluruh pertanyaan kedua malaikat itu, terdengar seruan dari langit: "Hamba-Ku telah menjawab dengar benar, maka hamparkanlah untuknya kasur dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah untuknya pintu menuju ke surga." Sehingga orang mukmin itupun dapat merasakan hawa sejuk dan harumnya surga. Kuburannya diluaskan sejauh pandangan matanya. Selanjutnya akan datang seorang lelaki rupawan, berpakaian bagus, dan harum baunya yang berkata kepadanya: "Bergembiralah dengan sesuatu yang pasti menjadikanmu senang, ini adalah hari yang sebelumnya telah dijanjikan kepadamu."

Menyaksikan lelaki rupawan itu, orang mukmin itupun segera bertanya kepadanya: "Siapakah engkau, wajahmu menunjukkan engkau membawa kebaikan?"

Lelaki rupawan itupun menjawab: "Aku adalah amal sholehmu."

Mengetahui bahwa amal sholehnya telah diterima Allah: Orang mukmin itupun segera berdoa: "Wahai Tuhanku, segera bangkitkanlah hari kiamat, agar aku segera dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan harta kekayaanku."

***

Saudaraku, tentu anda bercita-cita untuk menjadi orang tersebut. Anda dapat menjawab pertanyaan kedua malaikat di alam kubur, sehingga mendapatkan kenikmatan kubur.

Akan tetapi andapun pasti menyadari siapakah sebenarnya jati diri anda? Benarkah anda adalah orang yang seperti disebutkan pada kisah di atas?

Coba sekali lagi anda membaca tanya jawab antara kedua malaikat dengan ruh di atas. Coba renungkan dengan baik tanya-jawab kedua malaikat dengan orang mukmin di atas: "Darimana engkau mengetahui jawabanmu itu?" Orang mukmin itupun menjawab: "Aku telah mempelajari Kitabullah, selanjutnya aku beriman dan mempercayainya."

Benarkah anda telah mengenal Allah, agama islam dan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam karena anda telah mempelajari Kitabullah? Ataukah anda mengenal ketiganya hanya karena terlahir di masyarakat Islam, sedangkan anda tidak bisa membaca Al Qur'an apalagi mengkaji makna dan kandungannya?

Ada baiknya bila saudaraku kembali berpikir! Darimanakah saya mengenal Allah, agama Islam dan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam? Benarkah saya telah mengenal ketiganya karena telah mempelajari Al Qur'an dan kemudian mengimani dan mengamalkan kandungannya?

Jangan-jangan selama ini saudara mengenal ketiganya hanya karena membeo apa kata orang lain! Anda mendengar orang berkata sesuatu tentang ketiganya, lalu andapun menirunya. Bila ini yang terjadi pada diri anda, maka simaklah apa yang akan anda alami di alam kubur:

حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ فَلاَ يُفْتَحُ لَهُ. ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم .لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاء وَلاَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ. فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِى سِجِّينٍ فِى الأَرْضِ السُّفْلَى فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحاً. ثُمَّ قَرَأَ :وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ الرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ. فَتُعَادُ رُوحُهُ فِى جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِى. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِى. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِى بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِى.
وفي رواية: لاَ أَدْرِى، كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ . فَيُقَالُ لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ . وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ ، غَيْرَ الثَّقَلَيْن، فَيُنَادِى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَاباً إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلاَعُهُ. وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِى يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِى كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِىءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لاَ تُقِمِ السَّاعَةَ.

Sesampainya di langit dunia, para malaikat pembawa ruh orang kafir itu meminta izin agar pintu langit dibukakan untuknya, akan tetapi pintu langit tidak dibukakan untuknya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca firman Allah:

لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاء وَلاَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

"Tidak akan dibukakan bagi mereka (orang-orang kafir) pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga, hingga ada unta masuk ke dalam lubang jarum." (Qs. Al-A’raf: 40)

Saat itu Allah Azza wa Jalla berfirman: "Tuliskanlah catatan amal di Sijjin di bumi paling bawah." Kemudian ruh itu dicampakkan ke bumi dengan keras." Selanjutnya nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali membaca firman Allah Ta'ala:

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ الرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ

"Barangsiapa mempersekutukan Allah (dengan sesuatu), maka seolah-olah ia terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (Qs. Al Hajj: 31)

Kemudian ruh orang kafir itu dikembalikan ke jasadnya. Setelah ruhnya kembali ke jasadnya, datanglah dua malaikat yang mendudukannya. Setelah ia duduk kedua malaikat itu bertanya kepadanya:

"Siapakah Tuhanmu?" Orang kafir itu kebingungan menjawabnya dan berkata: "Hah, hah, aku tidak tahu."

Kedua malaikat itu kembali bertanya: "Apakah agamamu?" Orang kafir itu kembali kebingungan menjawabnya dan berkata: "Hah, hah, aku tidak tahu."

Kedua malaikat itupun kembali bertanya: "Siapakah sebenarnya orang yang telah dibangkitkan ditengah-tengah umatmu?" Kembali orang kafir itu kebingungan menjawabnya, dan lagi-lagi ia berkata: "Hah, hah, aku tidak tahu."
Dan pada sebagian riwayat orang kafir itu berkata: "Aku tidak tahu, dahulu aku hanya membeo dengan apa yang dikatakan orang lain."

وفي رواية: لاَ أَدْرِى، كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ . فَيُقَالُ لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ . وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ ، غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ

Mendengar jawaban orang kafir itu, kedua malaikat tersebut menghardiknya dengan berkata: "Engkau tidak tahu, dan tidak pula pernah membaca (belajar)?" Selanjutnya ia dipukul dengan palu dari besi dengan sangat keras, sehingga iapun menjerit kesakitan. Begitu keras jeritannya, sampai-sampai dapat didengar oleh seluruh makhluk disekitarnya, kecuali jin dan manusia.

Selanjutnya, terdengarlah seruan dari langit: "Sungguh Hamba-Ku telah berdusta! Hamparkan untuknya kasur dari api neraka, bukakan untuknya pintu ke neraka." Maka iapun merasakan hawa panas dan bau busuk neraka. Bukan hanya itu, kuburannyapun disempitkan hingga tulang rusuknya tercerai-berai.

Setelah kuburannya menyempit, datanglah seorang lelaki yang buruk raut wajahnya, buruk pakaiannya, dan busuk bau badannya, seraya berkata: "Selamat menikmati sesuatu yang menyedihkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan kepadamu." Orang kafir itu bertanya: "Gerangan, siapakah engkau? Wajahmu menandakan engkau membawa kesialan!" Lelaki itupun menjawab: "Aku adalah amal kejahatanmu." Karena menyesali perbuatannya, orang kafir itupun menyeru: "Wahai Tuhanku, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat."

***

Kisah di atas saya sarikan dari gabungan riwayat imam Bukhari dan Ahmad.

Saudaraku! Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengisahkan bahwa penduduk Syam bila hewan ternak mereka ditimpa sakit perut, segera mereka membawanya ke pekuburan orang-orang yahudi, atau nasrani, atau Majusi, atau orang-orang munafik para pengikut aliran Ismailiyah atau kebatinan. Yang demikian itu dikarenakan para penghuni kuburan itu disiksa, sehingga mereka menjerit-jerit kesakitan:

إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ كُلُّهَا. متفق عليه

"Sesungguhnya penghuni kuburan (yang kafir atau jahat-pen) disiksa, dan siksanya itu dapat didengar oleh seluruh binatang ternak." (Muttafaqun 'alah)

Karena mendengar siksa penghuni kuburan itulah, hewan penduduk Syam menjadi ketakutan, dan akhirnya badannyapun menjadi panas, dan penyakit perutnyapun sirna. (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah 4/287)

Demikianlah kehidupan penduduk kubur wahai saudaraku! Karena begitu mengerikannya, sampai-sampai pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya:

فَلَوْلاَ أَنْ لاَ تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِى أَسْمَعُ مِنْهُ. رواه مسلم

"Andailah kalau bukan karena khawatir kalian akan enggan menguburkan saudara kalian yang meninggal dunia, niscaya aku akan memohon kepada Allah agar ia memperdengarkan kepada kalian sebagian dari suara siksa alam kubur sebagaimana yang aku dengar." (Riwayat Muslim)

Saudaraku, coba kembali anda cermati jawaban orang kafir di atas terhadap pertanyan malaikat: "Aku tidak tahu, dahulu aku hanya membeo dengan apa yang dikatakan orang lain."

Saudaraku! Karena dasar apakah anda beriman kepada Allah, beragama Islam dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad? Apakah saudara melakukan itu semua berdasarkan ilmu yang saudara peroleh dari mempelajari Al Qur'an, ataukah hanya sekedar ikut-ikutan dengan ucapan orang tua dan masyarakat sekitar? Hanya anda yang mengetahui jawabannya.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua dan juga karib kerabat kita termasuk dari orang-orang yang menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur sebagaimana yang diucapkan oleh orang pertama dan bukan yang diucapkan oleh orang kedua.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. آمين

"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dan azab neraka. Sebagaimana aku juga berlindung kepadamu dari godaan kehidupan dunia dan kematian serta dari godaan Al Masih Ad Dajjal." Amiin...

***

Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Artikel www.pengusahamuslim.com

Share:

10.22.2009

Ayat Al Qur'an di Tubuh Bayi


dakwatuna.com – Rusia. Kisah ayat Al-Qur’an muncul di tubuh bayi masih menjadi perhatian serius di Rusia. Salah seorang ulama Rusia menganggap pemunculan ayat suci itu sebagai peringatan dari Tuhan.

“Kami menganggapnya sebagai peringatan untuk muslim Rusia dan Dagestan. Mereka harus menjalani perintah Allah, menyesali kesalahan-kesalahannya, dan melepaskan diri dari konflik dan perpecahan yang kini melanda Dagestan dan Caucasus,” kata seorang ulama, Akhmedpasha Amiralaev seperti dilansir The Sun.

Hingga kini logika maupun peralatan kedokteran memang belum mampu memecahkan misteri bocah Rusia tersebut.


Bocah ajaib yang mendapatkan ‘berkah’ itu adalah Ali Yakubov, bocah berumur 9 bulan. Ayat suci muncul di kulit Ali tidak lama setelah kelahirannya. Salah satu ayat yang muncul menyatakan ‘Allah adalah pencipta seluruh alam’. Uniknya lagi, petikan ayat suci ini hanya timbul setiap Senin dan Kamis malam.

Dilansir Interfax, Rabu (21/10/2009), mulanya orang tua Ali tidak memberitahukan kepada siapapun akan keajaiban si bayi. Tulisan Alquran pertama kali muncul di dagu Ali. Setelah dagu, ayat-ayat Alquran pun mulai terlihat pada punggung, lengan, kaki dan perut Ali.

Setelah berkali-kali terjadi, orang tua Ali akhirnya memutuskan memberitahukan keajaiban itu kepada dokter. Terlebih bila ayat-ayat itu muncul, Ali seperti kesakitan. “Ali selalu merasa tidak sehat ketika tanda itu muncul. Ia menangis dan suhu badannya meningkat,” ujar ibu Ali, Medina.

Saat ayat-ayat Alquran itu muncul di tubuh bayinya, Medina mengaku tidak mungkin menggendong Ali. “Badannya secara aktif bergerak, sehingga kami menaruhnya di tempat buaian. Sangat sulit melihatnya menderita,” ceritanya.

Ini Rekaman Videonya





Share:

9.17.2009

Sedihnya Ramadhan akan berakhir



Pembaca yang dirahmati Allah! Orang yang bahagia saat kedatangan tamu dan sedih saat tamunya pulang pasti mencintai si tamu. Sebaliknya orang yang sedih saat kedatangan tamu dan bahagia saat tamunya pulang, pasti tidak menyenangi si tamu.

Ramadhan sebentar lagi akan berakhir. Tamu Agung yang anugerahkan Allah bagi orang-orang yang beriman itu akan meninggalkan kita. Mudah-mudah Allah Swt. senantiasa membantu kita menata hati untuk selalu cenderung pada hidayahnya bukan malah berbangga saat kesempatan emas untuk memperbanyak amal telah usai.

Ramadhan memang akan berakhir tapi belum terakhir. Masih ada kesempatan untuk menambah amal. Lebih-lebih di sepuluh malam terakhir. Allah Swt. Memberikan bonus pahala besar-besaran pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir. Malam itu adalah malam Qadar (lailatul qadr). Tentunya bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Memperbanyak shalat, dzikir, tilawah, sedekah dan amalan-amalan lainnya.

Berakhirnya Ramadhan menjadi saksi atas amal-amal kita. Selamat bagi yang amalnya baik, yang amalnya itu akan menolongnya untuk masuk Surga dan bebas dari Neraka. Dan celaka bagi orang yang buruk amalnya lantaran kelengahan dan menyia-nyiakan waktu Ramadhan. Maka perpisahan dengan Ramadhan hendaknya diakhiri dengan kebaikan, karena ketentuan amal itu pada pungkasannya. Barangsiapa berbuat baik di bulan Ramadhan hendaklah menyempurnakan kebaikannya, dan barangsiapa berbuat jahat hendaklah ia bertobat dan menjalankan kebaikan pada sisa-sisa umurnya. Barangkali tidak akan menjumpai lagi hari-hari Ramadhan setelah tahun ini. Maka hendaklah diakhiri dengan kebaikan dan senantiasa melanjutkan perbuatan baik yang telah dilakukan di bulan Ramadhan pada bulan-bulan lain. Karena Rabb yang memiliki bulan-bulan itu hanyalah satu, dan Dia mengawasimu dan menyaksikanmu. Dan Dia memerintahkanmu untuk taat selama hidupmu.

Barangsiapa menyembah Ramadhan maka sesungguhnya bulan Ramadhan ini telah akan habis dan lewat. Tetapi barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup, tidak mati. Maka teruskanlah beribadah padaNya dalam segala waktu. Sebagian orang beribadah di bulan Ramadhan secara khusus. Mereka menjaga shalat-shalatnya di masjid-masjid, memperbanyak baca Al-Quran, dan menyedekahkan hartanya. Lalu ketika Ramadhan usai, mereka bermalas-malasan, kadang-kadang mereka meninggalkan shalat Jum’at dan tidak berjama’ah. Mereka itu telah merusak apa yang telah mereka bangun sendiri, dan menghancurkan apa yang mereka bina. Seakan-akan mereka menyangka, ketekunannya di bulan Ramadhan itu bisa menghapuskan dosa dan kesalahannya selama setahun. Juga mereka anggap bisa menghapus dosa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan dosa melanggar hal-hal yang haram. Mereka tidak menyadari bahwa penghapusan dosa karena berbuat kebaikan di bulan Ramadhan dan lainnya itu hanyalah terhadap dosa-dosa kecil dan itupun terikat dengan menjauhkan diri dari dosa-dosa besar.

Allah Ta’ala berfirman, artinya: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil).” (An-Nisaa’: 31).

Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, artinya: “Shalat lima waktu, Jum’at sampai dengan Jum’at berikutnya, dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa yang terjadi diantara waktu-waktu tersebut, selama dosa-dosa besar ditinggalkan. “(HR. Muslim).

Dosa besar mana selain syirik (menyekutukan Allah Ta’ala) yang lebih besar daripada meninggalkan shalat? Tetapi meninggalkan shalat itu sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bagi sebagian orang. Ketekunan mereka di bulan Ramadhan tidak ada gunanya sama sekali bagi mereka jikalau mereka melanjutkannya dengan kemaksiatan-kemaksiatan berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan melanggar larangan-larangan Allah Ta’ala. Sebagian ulama ditanya tentang kaum yang tekun ibadah di bulan Ramadhan, tetapi setelah usai, mereka meninggalkannya dan berbuat buruk. Maka dijawab: Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan. Ya, benar. Karena orang yang mengenal Allah tentunya ia akan takut padaNya setiap waktu (bukan hanya di bulan Ramadhan).

Bila bukan karena kesadaran Sebagian orang kadang berpuasa Ramadhan dan menampakkan kebaikan serta meninggalkan maksiat, namun itu semua bukan karena keimanan dan kesadaran. Mereka mengerjakan itu hanyalah dalam rangka basa-basi dan ikut-ikutan. Karena hal ini terhitung sebagai tradisi masyarakat. Perbuatan ini adalah kemunafikan besar, karena orang-orang munafik memang pamer kepada manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya. Orang-orang munafik itu menganggap bulan Ramadhan ini sebagai penjara, sementara yang ditunggu adalah usainya, untuk berkiprah dalam kemaksiatan dan perbuatan perbuatan haram, bergembira ria dengan usainya Ramadhan lantaran bebasnya dari kungkungan.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:“Telah masuk pada kalian bulan kalian ini,” kata Abu Hurairah dengan menirukan dawuh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “tidak ada bulan yang melewati Muslimin yang lebih baik bagi mereka daripadanya, dan tidak ada bulan yang melewati orang-orang munafik yang lebih buruk bagi mereka daripadanya,” kata Abu Hurairah dengan menirukan dawuh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam., “Sesungguhnya Allah pasti akan menulis pahalanya dan sunat-sunnatnya sebelum (mukmin)memasukinya (bulan Ramadhan itu), dan akan menulis dosanya dan celakanya sebelum (munafik) memasukinya. Hal itu karena orang mukmin menyediakan makanan dan nafakah/belanja di bulan itu untuk ibadah kepada Allah, dan orang munafik bersiap-siap di bulan itu karena membuntuti kelalaian-kelalaian mukminin dan membuntuti aurat-aurat (rahasia-rahasia) mereka, maka dia (munafik) memperoleh jarahan yang diperoleh orang mukmin.” (HR. Ahmad dan lbnu Khuzaimah dalam Shahihnya dan Abi Hurairah).

Kegembiraan mukminin beda dengan munafikin. Orang mukmin bergembira dengan selesainya Ramadhan karena telah memanfaatkan bulan itu untuk ibadah dan taat, maka dia mengharap pahala dan keutamaannya. Sedang orang munafik bergembira dengan selesainya bulan itu karena akan berangkat untuk bermaksiat dan mengikuti syahwat yang selama Ramadhan itu telah terkungkung.

Oleh karena itu orang mukmin melanjutkan kegiatan setelah bulan Ramadhan dengan istighfar, takbir dan ibadah, namun orang munafik melanjutkannya dengan maksiat-maksiat, hura-hura, pesta-pesta musik dan nyanyian karena girang dengan berpisahnya Ramadhan dari mereka. Maka bertaqwalah kepada Allah wahai hamba Allah, dan berpisahlah dengan Ramadhanmu dengan taubat dan istighfar.

Menutup Ramadhan

Wahai hamba Allah, termasuk hal yang disyari’atkan Allah dalam menutup Ramadhan yang diberkahi itu adalah shalat led dan membayar zakat fitrah sebagai rasa syukur kepada Allah Ta’ala atas telah ditunaikannya kewajiban puasa. Sebagaimana Allah mensyari’atkan shalat Iedul Adha sebagai tanda syukur kepada-Nya atas penunaian kewajiban ibadah haji. Keduanya adalah Hari Raya Islam. Telah diriwayatkan secara shahih dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa beliau ketika datang di Madinah penduduknya mempunyai dua hari yang mereka itu bermain-main di hari itu, beliau bersabda:
“Sungguh Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik daripada keduanya, (yaitu) hari (raya) kurban dan hari (raya) fitri.”
Maka tidak boleh menambahi dua hari raya ini dengan mengadakan hari-hari raya baru yang lain. Hari raya dalam Islam itu disebut ied (kembali) karena dia it kembali dan berulang-ulang lagi setiap tahun dengan kegembiraan dan kesenangan, karena karunia yang telah Allah mudahkan berupa pelaksanaan ibadah puasa dan haji, yang keduanya itu adalah termasuk rukun Islam.

Dan karena Allah mengembalikan pada dua hari raya itu atas hambanya dengan kebaikan, dan membebaskan dari api Neraka. Sungguh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah memerintahkan khalayak umum, sampai wanita-wanita sekalipun, agar keluar untuk shalat ied. Kaum wanita disunnahkan menghadirinya tanpa pakai wewangian, tidak berpakaian dengan pakaian biasa dan pakaian yang menarik perhatian, dan tidak bercampur aduk dengan lelaki. Sedang wanita yang sedang haidh agar keluar untuk menghadiri da’wah (khutbah) dan dilarang mendirikan shalat.

Keluar untuk shalat ied itu adalah menampakkan syiar Islam dan menjadi suatu pertanda yang nyata, maka bersemangatlah untuk menghadirinya wahai orang yang dirahmati Allah. Karena sesungguhnya ied itu termasuk kesempurnaan hukum-hukum pada bulan yang diberkahi ini. Upayakanlah betul-betul untuk khusyu’, menjaga pandangan dan dari yang haram. Hendaklah menjaga lisan dan omong kosong, porno, dan bohong. Juga jagalah pendengaran dan mendengarkan perkataan yang tak karuan, nyanyian nyanyian, musik, dan mendatangi pesta-pesta, hura-hura dan permainan yang diadakan oleh sebagian orang bodoh. Karena seharusnya ketaatan itu diikuti dengan ketaatan pula, bukan sebaliknya.

Oleh karena itu Nabi mensyari’atkan bagi ummatnya untuk menyambung puasa Ramadhan itu dengan puasa sunnat 6 hari di bulan Syawwal. Bahwasanya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan diikuti dengan (puasa sunnah) enam hari dari Bulan Syawwal maka seakan-akan ia berpuasa setahun.” (HR. Muslim).
Share:

9.07.2009

Maha KasihNYA ALLAH


Syaikh Abu Bakar Ad-Dharir bercerita, Bapakku termasuk orang miskin, dia berdagang bejana dari tanah liat. Aku mempunyai kakak perempuan. Aku sendiri buta.

Suatu malam aku terbangun, karena aku mendengar Bapakku berkata kepada Ibu, "Aku sudah tua, kamu juga, kamu tua dan lemah. Apa yang jauh dari kita telah dekat." Kemudian bapak bersyair,

Sesungguhnya seseorang yang berumur lima puluh tahun berarti dia telah mendekati sumur kematiannya.

Bapakku melanjutkan, "Anak perempuan kita, dia hidup sehat bisa membantu orang - orang. Tetapi bocah laki-laki kita ini, dia buta, tak ubahnya seperti seonggok daging. Kira-kira apa yang bisa dilakukannya."

Kemudian kudengar keduanya menangis. Keduanya terus menangis di malam itu dalam waktu yang cukup lama. Hatiku sangat sedih mendengarnya.

Pagi hari seperti biasa aku pergi ke halaqah. Tidak lama berselang seorang pesuruh khalifah datang dan berkata kepada ustadzku, "Ibu Permaisuri menyampaikan salam kepada ustadz, Beliau berkata, 'Bulan Ramadhan telah tiba. Aku menginginkan seorang bocah laki-laki yang belum baligh, bacaannya bagus, suaranya merdu, sebagai Imam shalat Tarawih."

Ustadz menjawab, "Bocah yang diinginkan Permaisuri memang ada pada kami namun dia seorang yang buta." Tak lama kemudian Ustadz memintaku pergi bersamanya. Utusan itu menuntunku. Kami berjalan sehingga kami sampai di rumah yang dituju. Dia meminta izin, maka Ibu Permaisuri memberi izin kepadaku untuk masuk. Aku masuk dan memberi salam. Aku mulai membaca. Aku membaca, Bismillahir Rahmanir Rahim, Ibu Permaisuri menangis. Aku meneruskan bacaan, tangisan Ibu Permaisuri makin bertambah.

Ibu Permaisuri berkata, "Aku belum pernah sekalipun mendengar bacaan seperti ini." Hatiku tersentuh, aku pun menangis. Dia bertanya mengapa aku menangis. Lalu aku ceritakan apa yang aku dengar dari Bapakku. Ibu Permaisuri berkata kepadaku, "Wahai anakku kamu akan mendapatkan apa yang tidak disangka-sangka oleh Bapakmu."

Ibu Permaisuri memberiku seribu dinar, dan dia berkata, "Ini untuk modal dagang Bapakmu dan untuk persediaan kakak perempuanmu. Aku telah memerintahkan abdiku untuk menyediakan gaji untukmu tiga puluh dinar setiap bulan." Di samping itu Ibu memberiku pakaian dan kendaraan yang bagus dengan pelana yang berhias.

Demikianlah cara Allah menyenangkan hati dan membagi rizky bagi hambaNYA yang lemah.

Dari Makarim al-Akhlak, Ali Shalih al-Hazza`
(Izzudin Karimi)

Share:

Takut akan tidak Halalnya sebuah apel


Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, "Wahai Tuan.. tolonglah diriku ini. Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimanakah gerangan rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim tetap bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Karena aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka."

Segera Tsabit pergi ke rumah pemilik kebun itu, perjalanan semalaman ditempuhnya dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia bertanya, "Apakah hanya karena aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?" Pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan kata-katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Karena Tsabit sangat berharap kehalalan buah apel yang terlanjur dimakannya, Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhoiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan kebaikanku di sisi Allah Ta'ala". Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum ?."

Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Mengapa ayahnya berkata kalau dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Selain itu Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh, tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir apa alasan ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, "Duhai istri jalinan hidupku, Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan oleh Allah". Lalu Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridho Allah. Apakah Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata lagi, "aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Perasaan Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan termasuk salah seorang wanita yang memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dan yang membuatnya lebih bangga dan bahagia lagi tentang istrinya, "Ketika membuka tirai yang menutupi wajah istrinya, dan Subhanallah… dia melihat wajah istrinya bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Dialah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

Dudung.net
Share:

8.21.2009

Amaliyah bulan Ramadhan


Ada beberapa amalan shalih yang menjanjikan pahala besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala pada bulan Ramadhan di antaranya :

A. Puasa Ramadhan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah : 183)

Hendaklah para orang tua memberi pengertian kepada anak-anaknya bahwa puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dan berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya tanpa udzur syar’i. Untuk itu hendaklah meniatkan puasanya hanya semata-mata mengharap ridlo Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa puasa Ramadhan dengan iman dan benar-benar mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai saudaraku!

Ada beberapa hal yang dapat engkau biasakan guna mendapatkan keutamaan dari Allah SWT. sekaligus sebagai upaya melatih keluargamu di bulan Ramadhan ini :

* Mendahulukan berbuka

Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadlus Shalihin membawakan beberapa hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang mengisyaratkan disunnahkannya mendahulukan berbuka puasa, di antaranya :
“Selalu manusia itu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebelum berbuka ingatkanlah keluargamu untuk berdoa sebagaimana yang dicontohkan teladan kita Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
[ Dzahabadh Dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah ]
“Telah hilang dahaga dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, InsyaAllah.” (HR. Abu Dawud, lihat Hisnul Muslim nomor 168, Shahihul Jami’ 4/209)
Tegurlah mereka jika terlalu kenyang, karena mereka belum menegakkan shalat maghrib, kekenyangan dalam makan akan mengganggu kekhusyu’an dalam shalat.

* Mengakhirkan sahur

Terjadi pada sebagian keluarga Muslim kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan makan sahur ini. Sebagian mereka tidak melakukannya dengan sengaja, sebagian lagi dikarenakan rasa malas bangun pada akhir malam, maka mereka makan sahur sebelum pergi tidur atau di tengah malam. Dua kebiasaan tersebut menyelisihi tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, maka menjadi tanggung jawabmu wahai para kepala keluarga untuk mengingatkan keluargamu dan membiasakannya dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Perhatikan sabda beliau berikut ini sebagai hujah bagimu untuk membimbing keluargamu.

“Perbedaan antara puasa kami dan puasa ahli kitab yaitu makan sahur.” (HR. Muslim 1096)

“Bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu terdapat barakah.” (HR. Muslim 1095)

Dua hadits di atas sebagai bantahan atas mereka yang meninggalkannya, sedang sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan dari Anas Radhiallahu 'anhu berkenaan dengan sunnahnya mengakhirkan sahur adalah :

“Kami sahur bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, kemudian kami bangkit untuk shalat. Aku katakan kepadanya : ‘Berapa lama antara keduanya?’ Ia menjawab : ‘(Kira-kira orang membaca) lima puluh ayat’.” (HR. Muslim 1097)

* Tidak boros dalam makan dan minum

Berlebih-lebihan adalah perkara yang mendatangkan kebencian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu hendaklah para ibu rumah tangga bersikap sederhana, meskipun di siang hari tidak ada anggaran belanja yang dikeluarkan, namun janganlah menyusun anggaran belanja yang membengkak di sore hari.

B. Qiyamul Lail (Shalat Tarawih)

Qiyamul lail merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sangat berkesan dan membawa dampak positif bagi yang membiasakannya. Di bulan Ramadhan, shalat malam (yang kita kenal dengan shalat tarawih) merupakan amalan yang sangat dianjurkan,kepada kita sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“Barangsiapa melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan seorang ayah (suami) sangat penting bagi anak dan istrinya untuk membiasakan amalan ini. Di mana ia harus menjadi teladan di tengah-tengah keluarganya.Merupakan pemandangan yang sering kita lihat di bulan Ramadhan yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya berangkat bersama menuju masjid melakukan shalat.

Ada beberapa hal yang harus engkau perhatikan wahai para pembina keluarga!

1). Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah bukan wajib, maka janganlah berkeyakinan wajibnya shalat tarawih, sehingga tatkala kalian terluput darinya penyesalan kalian lebih dari bila kalian terluput dari shalat fardlu yang lima. Karena itu ajari dan pahamkanlah keluargamu tentang masalah ini, bahwa shalat lima waktu adalah wajib sedang shalat tarawih adalah sunnah.

2). Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan afdhalnya shalat tarawih berjamaah bersama imam di masjid, maka bimbinglah keluargamu untuk tunduk kepada syariat. Akan tetapi perlu diingatkan kepada para ibu dan remaja putri bahwa shalatnya di rumahnya lebih baik baginya daripada shalatnya di masjid kaumnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“ … shalatmu di bilikmu lebih baik dari shalatmu di rumahmu, shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di masjidku (masjid Nabawi).” (HR. Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Namun jika mereka ingin tetap shalat berjamaah di masjid, maka nasehatkan kepada mereka adab-adabnya, di antaranya :

- Keluar bersama mahramnya, demikian pula ketika kembali, maka haram bagi wanita keluar disertai laki-laki asing.
- Tidak tabaruj, berhias ala jahiliyah, menguraikan rambutnya dengan menenteng mukenanya, akan tetapi wajib baginya berbusana sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
- Tidak memakai minyak wangi.
- Segera pulang setelah shalat selesai, tidak duduk-duduk dan ngobrol di dalam masjid, atau jalan-jalan dengan bergerombolan. Hal ini adalah terlarang karena akan menimbulkan fitnah.

3). Meskipun shalat malam ini hukumnya sunnah, namun tetaplah engkau memberikan semangat kepada istri dan anakmu untuk melakukannya, dikarenakan keutamaannya yang besar di sisi Allah.

“Seutama-utama shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam.” (HR. Muslim 1163)

4). Biasakanlah dirimu dan keluargamu untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala baik di dalam shalat malam atau sesudahnya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengabulkan doa dan permintaan hamba-Nya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Rabb kami Yang Maha Agung dan Tinggi turun di setiap malam ke langit dunia, ketika malam tersisa sepertiga yang akhir. Kemudian Dia berfirman : ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku pasti akan Ku-kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya, barangsiapa memohon ampunan-Ku pasti Aku akan mengampuninya.” (HR. Bukhari nomor 7494 dan Muslim nomor 758)

C. Tilawatul Qur’an dan Dzikrullah

Amal shalih lainnya sebagai cahaya penerang di setiap rumah keluarga Muslim adalah membaca Al Qur’an dan berdzikir kepada Allah, dua perkara yang ringan di bibir tetapi amat berat timbangannya kelak pada Yaumul Mizan.

Berkaitan dengan membaca Al Qur’an ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Bacalah Al Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi ahlinya.” (HR. Muslim nomor 804)

Kesempatan emas bagi kalian, wahai para ibu! Yaitu engkau ajarkan Kalamullah ini kepada anak-anakmu di sela-sela kesibukanmu, niscaya engkau akan menjadi manusia yang terbaik dengan ketekunan dan kesabaranmu membimbing anak-anakmu membaca dan menghapal ayat-ayat-Nya. Bergembiralah dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berikut ini :

“Sebaik-baik kalian ialah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari nomor 5027, Abu Dawud dalam Sunan-nya nomor 1452 dan Tirmidzi nomor 2909)

Selain engkau ajarkan Al Qur’an kepada anak-anakmu, maka tak kalah pentingnya adalah engkau biasakan lidah mereka selalu basah dengan dzikrullah untuk menepis kebiasaan kebiasaan jelek yang beredar di sekitarmu. Ingatkan dan bacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, di antaranya :

“ … laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab : 35)

“ … dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung.” (Al Jumu’ah : 10)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan dzikrullah. Adapun dari sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di antaranya :

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : ‘Aku bersama hamba-Ku selama dia mengingat Aku, dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepada-Ku.’ ” (HR. Ibnu Majah nomor 3792 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah nomor 3792)

“Tidaklah suatu kaum duduk untuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla, melainkan mereka dinaungi oleh para malaikat dan diliputi oleh rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat-Nya.” (HR. Muslim nomor 2700)

Cukuplah kiranya dua hadits ini sebagai landasan bagimu untuk tetap membasahi bibirmu dengan dzikrullah dan sebagai pemacu bagimu untuk tekun dan telaten membimbing anak-anakmu untuk senantiasa berdzikir kepada Allah.

D. Istighfar dan Taubat

Istighfar adalah memohon ampunan yakni penjagaan dari jeleknya dosa dan menutupinya (dari dosa-dosa tersebut). Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk istighfar sekaligus memuji hamba yang mau memohon ampunan kepada-Nya.

“Dan mintalah kalian ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Muzammil : 20)

“Dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” (Hud : 3)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan istighfarlah kepada-Nya, maka sungguh aku bertaubat seratus kali setiap hari.” (HR. Muslim nomor 2702)

Pintu taubat tetap terbuka hingga matahari terbit dari barat.
“Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim nomor 2703)

Sedang orang yang tidak mau taubat merekalah orang-orang yang dhalim.
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (Al Hujurat : 11)

E. Shadaqah

Jadikanlah bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak shadaqah dan infaq fi sabilillah, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba-Nya yang dermawan, murah hati, dan selalu terbuka tangannya untuk memberi. Namun hendaknya engkau perhatikan wahai kepala keluarga bahwa syarat diterimanya shadaqah adalah dari usaha yang halal!

“Sesungguhnya Allah itu Maha Bagus, Allah tidak akan menerima kecuali yang bagus (halal).” (HR. Muslim nomor 1015)

Maka hendaknya kalian mampu menahan diri dari usaha-usaha yang haram, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menyelamatkan diri kalian dari jeleknya dosa. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Dan shadaqah itu bisa memadamkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi nomor 2616, ia berkata hadits hasan shahih dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi nomor 2110)

F. Menyambut Lailatul Qadar ( i'tikaf )

Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam juga menganjurkan kepada umatnya agar memperbanyak amal-amal kebaikan pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu 'anhuma mengabarkan :
“Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, bila masuk malam-malam sepuluh yang terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau) menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya (yakni tidak menggauli istri-istrinya, pent.).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu'alam bishawab.

Share:

8.19.2009

Bulan Suci Ramadhan segera Tiba


Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Beberapa hari lagi umat muslimin di seluruh penjuru dunia akan menemui bulan yang paling mulia dan istimewa kedudukannya dalam Islam. Ia adalah bulan Ramadhan. Kemuliaannya adalah karena Allah sendiri yang mengistimewakannya dari bulan-bulan lainnya, di mana Allah melipat gandakan pahala kebaikan, membukakan pintu surga, membuka ampunan seluas-luasnya, menurunkan rahmat-Nya, mengabul doa hamba hamba-Nya. Bulan yang suci, sehingga semua orang beriman dapat menyucikan diri mereka dari lumpur dosa dan maksiat. Bulan yang di sana Allah mewajibkan kepada orang-orang beriman untuk melaksanakan Ibadah khusus yaitu berpuasa selama 1 bulan penuh dengan tujuan agung pula, yaitu agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqoroh: 183)

Dengan kedatangan bulan Ramadhan kali ini, tentunya kita tidak ingin melewatkannya begitu saja, kemudian ia berlalu tanpa meninggalkan bekas yang mendalam di dalam jiwa kita, pergi tanpa makna yang memberikan energi baru bagi jiwa kita untuk semakin menjadi hamba Allah yang lebih baik. Dengan kedatangan tamu yang istimewa tentunya kita sebagai orang yang akan didatangi, akan malu jika tidak mempersiapkan apa-apa untuk menyambut tamu tersebut sedangkan kita sudah tahu bahwa tamu itu akan datang beberapa hari lagi.

Lalu bagaimanakah semestinya rumah setiap muslim mempersiapkan diri menyambut Ramadhan? Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan mulia ini agar Ramadhan kita kali ini benar-benar lebih berarti.

Pertama:

Menyediakan waktu untuk muhasabah diri.
Hendaklah setiap muslim yang akan menyambut Ramadhan mulai menghitung-hitung amal dan dosa yang telah dilakukan selama setahun ini. Apakah Ramadhan-nya tahun lalu telah memberikan kepadanya energi yang cukup untuk melalui sebelas bulan yang kini hampir berlalu?

Menghitung-hitung diri saat menjelang datangnya Ramadhan menjadi sangat penting, sehingga setiap muslim akan mempunyai azam yang lebih kuat lagi untuk berupaya menggunakan Ramadhan kali ini hanyalah untuk kebaikan dan menggapai segala rahmat dan ampunan Allah yang ada di dalamnya.

Allah menegaskan di dalam surat Al- Hasyr :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa melihat kepada dirinya apa yang telah ia persiapkan untuk hari esoknya, dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Allah melupakan diri mereka, merekalah orang-orang yang fasik.(Al-Hasyr: 18-19)

Kedua:

Memperbanyak Istighfar dan Taubat.
Setiap anak Adam pasti pernah salah dalam kehidupannya. Iman yang selalu naik dan turun, perjalanan hidup yang banyak godaan dan ujian pasti akan membuat manusia pernah terpeleset sehingga terkotori oleh dosa, dan kotoran itu perlu dibersihkan. Maka istighfar dan taubat adalah pembersihnya. Untuk melakukan taubat tidaklah menunggu sampai datangnya Ramadhan tiba, karena tidak ada yang menjamin seseorang bahwa ia akan sampai pada bulan Ramadhan tahun ini. Melakukan taubat dan memperbanyak istighfar sebelum Ramadhan tiba adalah menjadi penting dilakukan oleh orang beriman, sehingga ketika datangnya Ramadhan jiwanya sudah siap untuk menjalankan ibadah dan menggapai pahala dengan hati yang ringan, tanpa beban karena ia telah mempersiapkan jiwanya seutuhnya sebelum Ramadhan tiba.

Syeikh Dr. Yusuf Al-Qordhowi dalam khutbahnya pernah menyampaikan bahwa, “Taubat merupakan kewajiban bagi setiap muslim bedasarkan firman Allah dan Hadist dari Rosulullah. Allah berfirman: “
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [النور:31]
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung” (QS. Nur: 31)

Rosulullah saw bersabda:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: "يا أيها الناس، توبوا إلى الله، فإني أتوب في اليوم إليه مائة مرة "
“Hai sekalian manusia,bertaubatlah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali” (HR. Muslim)

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa ada 3 hal yang menghalangi seseorang untuk segera bertaubat:

Pertama: (Attaswiif) Kata-kata ‘akan’
Ungkapan keinginan tanpa melakukan hanya akan menjadikan seorang selalu menunda - nunda tobatnya, ia menyangka kalau ia masih muda, masih 30 tahun, masih 40 tahun, masih 50 tahun, bahkan ketika sampai 60 tahun ia masih sempat mngatakan nanti di bulan Ramadhan aku akan bertaubat dengan sebenar-benarnya. Namun Allah memanggilnya sebelum sempat ia bertaubat.

Penyebab kedua adalah; Meremehkan maksiat, mengecilkan dosa.
Ia mengira bahwa apa yang ia lakukan hanyalah dosa kecil, padahal tidak ada dosa kecil ketika dilakukan secara terus menerus. Imam Bukhori dalam kitab shohihnya meriwayatkan bahwa Rosulullah saw bersabda:
"المؤمن يري ذنبه كالجبل، يخاف أن يقع عليه، والمنافق يري ذنبه كذباب وقع على أنفه فقال هكذا وهكذا"
“Orang beriman melihat dosanya seperti gunung, sedangkan orang munafik melihat dosanya seperti lalat yang menempel di hidungnya”
Seorang salafusholih pernah mengatakan: “Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, namun lihatlah kebesaran Zat yang engkau bermaksiat kepada-Nya.

Penghalang ketiga dari melakukan taubat dengan segera adalah mudah bersandar dengan maaf dan ampunan dari Allah.
Dari sana setan masuk ke dalam hati manusia, sambil mengatakan bahwa “Allah Maha Pengampun” ia hanya melihat pada sisi keampunan dan kasih sayang Allah, namun melupakan bahwa Allah mempunya sifat Maha keras siksa dan azab-Nya. Allah berfirman:
حم. تَنزيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ
“ Haamiim, Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada - Nyalah kembali (semua makhluk). (QS. Ghofir 1-3)

Jika seseorang selalu mencari-cari alasan dengan kemurahan ampunan dari Allah saja maka akan membuat seseorang menunda-nunda tobatnya.

Ketiga :

Yang perlu disiapkan dalam menyambut Ramadhan adalah: Dengan melatih diri bersama anak-anak dengan ibadah Ramadhan di bulan sya'ban.
Seperti melatih berpuasa, membaca Al-Quran, melaksanakan sholat malam, bersedekah. dan lain sebagainya.
Dari Aisyah ra, ia berkata: "Tidaklah saya melihat Rosulullah menyempurnakan satu bulan puasa kecuali Ramadhan, dan tidaklah saya melihat Rosulullah yang paling banyak puasanya kecuali di bulan sya'ban. (HR. Bukhori)

Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan sya'ban ia berkata: "Ini adalah bulan para pembaca Al-Quran". Dengan melatih diri dengan hal-hal di atas maka ketika menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ia akan menjadi mudah dan terbiasa.

Ke Empat:

Memperbaiki hubungan dengan saudara dan keluarga.
Allah berfirman : فاتقوا الله وأصلحوا ذات بينكم
"Bertakwalah kepada Allah dan perbaiki hubungan di antara kalian".
Memperbaiki kembali hubungan dengan keluarga bukan hanya dilakukan setelah Ramadhan berakhir, namun hendaklah ia dimulai sebelum Ramadhan tiba. Dengan demikian akan semakin menambah keharmonisan dalam keluarga ketika menjalankan ibadah puasa, karena hati yang bersih akan semakin suci. Maka menjelang Ramadhan adalah saatnya yang tepat untuk saling meminta maaf dan memaafkan.

Kelima:

Menjalin silaturrahim dengan tetangga.
Mendekati bulan yang penuh berkah hendaklah juga mulai menjalin kembali silaturrahim dengan teman-teman dan para tetangga, sehingga ketika seseorang mulai menjalin hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama telah menjadi baik. Dengan demikian kenyamanan jiwa akan benar-benar dirasakan ketika berpuasa.

Keenam:

Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk menyambut Ramadhan adalah: Mempersiapkan bekal keperluan untuk selama bulan Ramadhan. Sehingga ketika telah berada di bulan Ramadhan diharapkan waktu yang ada dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah dan membaca Al-Quran.

Ketujuh:

Menghiasi rumah dengan ayat-ayat dan hadist-hadist berkenaaan dengan keutamaan puasa dan ucapan-ucapan menyambut Ramadhan. Karena tulisan dan ucapan-ucapan itu akan memberikan motivasi dan kesiapan untuk menyambut bulan yang mulia dan mengisinya dengan ibadah. Karena ada nuansa yang berbeda di rumah kita, sehingga kita juga menjadi ingat kalau ramadhan hampir menjelang.

Hal terakhir yang juga perlu menjadi perhatian adalah:
Menambah ilmu dengan membaca buku-buku berkenaan dengan Ramadhan. Sehingga diharapkan dapat melaksanakan tuntunan ibadah puasa dengan benar, terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat membatalkan ibadah puasa atau mengurangi nilainya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Wallahu'alam.

Oleh H. Zulhamdi M. Saad, Lc
Share:

Mari Bergembira Sambut Ramadhan


Fadlilah dan keutamaan Ramadhan secara sempurna tidak akan mudah kita ‎dapatkan kalau kondisi fisik kita tidak sempurna dan fit. Untuk itu, menjelang Ramadhan ‎kita harus siapkan fisik kita baik-baik agar pada saat Ramadhan datang nanti, kita siap ‎secara fisik, sehat badan dan rohani.

Menjaga kesehatan adalah bagian dari ajaran agama. ‎Oleh karena itu berulang kali Rasulullah s.a.w. mengingatkan umatnya agar meminta ‎kesehatan kepada Allah dan menjaganya supaya tidak merugi, karena kesehatan adalah ‎salah satu modal terpenting kita untuk bisa beribadah.

Orang yang merugi adalah yang ‎tidak menggunakan kesehatannya untuk kebaikan dan yang lebih rugi lagi tidak menjaga ‎kesehatannya. Rasulullah s.a.w. bersabda dalam hadist sahih riwayat Tirmidzi :
"Dua nikmat ‎Allah yang di situ banyak orang merugi, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang"
‎Karena masih banyak orang menyia-nyiakan kesehatan dan waktu luangnya untuk hal - hal yang ‎tidak bermanfaat

Kalau prasyarat kesehatan sudah kita penuhi, namun tetap diuji dengan sakit, maka janganlah berkecil hati karena niat kita untuk berbuat baik telah didengar oleh Allah. ‎Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari Muslim Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila ‎seorang hamba sakit atau bepergian, maka Allah menulis untuknya pahala seperti yang ia ‎lakukan saat sehat dan di rumah" ‎

Kemudian yang harus kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial kita. Bukan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal. Tapi untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita.

Bulan Ramadhan adalah bulan sedekah, bulan infak serta bulan menolong saudara kita yang ‎miskin dan kekurangan. Bulan Ramadhan adalah bulan membantu saudara kita yang membutuhkan. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas:
"Rasulullah adalah ‎orang yang paling dermawan, tapi beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan saat ‎beliau kedatangan Jibril. Saat itu kedermawaan Rasulullah seperti angin yang ‎berhembus"‎ .
Artinya beliau memberikan apa saja untuk sedekah seakan seperti angin ‎yang tidak peduli hambatan, terus berhembus. ‎

Beliau juga mengatakan:"Barang siapa memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka kepadanya diberikan pahala sama dengan orang yang berpuasa dengan tanpa berkurang sedikitpun".‎ ‎ Terakhir, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya di dalam sorga terdapat satu kamar yang luarnya kelihatan dari dalamnya dan dalamnya kelihatan ‎dari luarnya". Sahabat bertanya:"Untuk siapa itu wahai Rasulullah? "Untuk orang yang ‎membaguskan perkataan, memberi makan, melestarikan puasa dan sholat malam pada ‎saat orang-orang terlelap tidur". ‎

Sebelum Ramadhan tiba, mari kita sisipkan dalam rancangan anggaran kebutuhan kita budget untuk bersedekah dan berinfak. Tidak harus berinfak berupa uang tapi bisa juga berupa mengundang berbuka saudara dan sanak famili, ini juga merupakan sedekah yang besar nilainya. Wallahu a'lam

* Muhammad Niam *


Share:

2.17.2009

Kerinduan Anak Kecil Bertemu Rasulullah ( Cerita Anak Muslim)


Peluh bercucuran di dahi dua anak kecil kakak beradik. Mereka sedang bekerja menimba air ditengah terik matahari yang panas menyengat, semenjak ayahnya meninggal seminggu yang lalu, mereka rela membanting tulang bekerja kepada seorang Yahudi yang kaya raya tapi kikir dan kejam, demi membantu ibunya. Mereka terlahir ditengah-tengah kondisi keluarga yang amat miskin. Keduanya berwajah tampan dengan rambutnya yang ikal. Sang adik kondisi tubuhnya lebih lemah dan sakit-sakitan. Wajahnya yang cekung tampak memerah oleh panasnya udara padang pasir di siang dibawah panas terik.

Ubaid sang kakak berhenti menimba dan berkata pada adiknya, ”Zaid, beristirahatlah sejenak, biar aku yang melakukan sendiri.”

Zaid tersenyum di antara wajahnya yang lelah. Dia menggelengkan kepala. ” Nggak ah nanti Tuan kita marah-marah lagi seperti kemarin.”

Ubaid berusaha membujuk adiknya, ”Tuan kita sedang pergi kok. Lagipula kamu kan sudah berkerja keras dari pagi tadi. Ayo beristirahatlah, pekerjaan ini sebentar lagi selesai.”

Akhirnya Zaid mau beristirahat. Dia berteduh dibawah sebatang pohon kurma. Tubuhnya memang selalu sakit-sakitan sejak ia lahir. Untung Ubaid adalah kakak yang baik dan sayang kepadanya. Angin berhembus pelan dan Zaid yang kelelahan itu pun tertidur tanpa terasa.

Tiba-tiba datanglah seorang lelaki gemuk menaiki keledai yang kuat. Namanya Raban, dia seorang Yahudi yang kaya raya. Dialah tuan yang memperkejakan Ubaid dan Zaid. Sifatnya kikir dan jahat, begitu melihat Zaid sedang tertidur, ia langsung naik pitam. Dijewernya telinga Zaid kuat-kuat. ” Jadi kerjamu hanya bermalas-malsan dan tidur saja seharian, hari ini kamu tidak akan dapat upah !”

Zaid kesakitan, melihat pemandangan tersebut Ubaid segera berlari mendekat. ”Jangan sakiti adikku Tuan Raban yang baik,” katanya menghiba

”Dia pemalas, dan pantas aku pukul, kalau begini terus bisa bangkrut aku !” hardik si Raban.

”Kalau Tuan mau memukul, pukullah saya sebagai gantinya.” jawab Ubaid. Tiba-tiba melayanglah tamparan keras di pipi Ubaid. Kemudian Raban mengeluarkan uang dan melemparkan ke tanah. ”Enyahlah kau pemalas !” Mereka memungut uang tersebut dan bergegas pulang.

Zaid terisak-isak. Ia sangat menyesal karena sampai tertidur. Ia kasihan melihat Ubaid, tapi ia lebih menyesal lagi, karena uang yang dibawanya pulang untuk ibunya sangat sedikit. Ah.. andai Ayah mereka belum meninggal, kehidupan mereka tidak akan sesulit ini. Namun mereka masih merasa bangga, karena mereka mempunyai ibu yang sangat bijaksana. Betapapun sedih hatinya melihat nasib anak-anaknya, ia selalu tersenyum dan selalu membuat mereka bahagia, dan tidak bosan-bosannya senantiasa mengingatkan mereka bahwa sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

Setiap malam tiba mereka merasakan suatu kesepian yang panjang, mereka merasa malam-malam berikutnya pastilah akan berlalu seperti ini terus.

Namun ternyata Allah tidak berlama-lama membiarkan mereka dalam kesedihan. Karena pada suatu malam datanglah tamu yang ternyata Paman Atib, adik kandung ibu mereka. Paman Atib itu seorang pemuda yangg gagah dan terpelajar. Dia menyempatkan singgah untuk menengok kakak dan para keponakannya.

Kedatangan pamannya membawa kebahgiaan tersendiri, persis seperti cahaya bulan yang masuk dari sela-sela jendela butut rumah mereka. Selama beberapa hari mereka tidak perlu bekerja terlalu berat, karena Paman Atib bekerja membantu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Yang membahagiakan mereka berdua, adalah dikala setelah sholat Isya. Karena Paman Atib selalu bercerita tentang Rasulullah. Paman Atib memang pernah mengunjungi Madinah dan beberapa kali bertemu Nabi Muhammad Saw. Ubaid Zaid sangat bahagia sekali jika Pamannya bercerita mengenai Rasulullah.

Saat larut malam ketika semua mahluk terlelap, Zaid kecil terbangun. Sayup-sayup terdengar suara Paman Atib sedang melaksanakan sholat tahajud. Perlahan Zaidpun bangkit dan pergi ke sumur. Dibasuhnya tubuh yang kurus dengan air wudlu. ”Subhanallah,” ucapnya sambil mengagumi langit malam yang gemerlap. Teringat ia akan syair musafir yang pernah lewat hendak menuju Madinah, yang didendangkan dengan penuh rasa cinta.

Yaa... Muhammad...
Ini aku musafir yang terlunta-lunta...
Berjalan jauh arungi batu-batu tandus.
Tertatih-tatih menuju tempatmu berdo’a.

Lihatlah kakiku melepuh.
Rasanya sakit, Yaa...Muhammad...
Kau lihat bajuku koyak dan keringatku kering.
Betapa aku menderita, Ya... Muhammad...

Kuketuk pintu rumahmu dengan rasa malu
Kutakut aku terlalu hina untukmu
Bukalah pintumu untukku Yaa.. Muhammad...
Engkaulah sahabat dan Ayah orang-orang yang menderita.

Bukakan pintu dan kutatap wajahmu, sambil melepas tangis rindu..
Tersenyumlah padaku dan katakan ”Wahai hamba Allah...
Ini adalah rumah kasih sayangmu... Selamat datang dalam genggaman Persaudaraan Iman dan Cinta.


Perlahan Zaid berdiri disamping Paman Atid dan kemudian melakukan sholat Tahajud. Selesai sholat mereka berdua duduk menghadap jendela sambil menikmati cahaya bulan yang mempesona.

”Paman..” panggil Zaid lirih.
Paman Atib menoleh di elusnya punggung keponakkannya itu. ”Ada apa Zaid ?” tanyanya sambil tersenyum.

”Benarkah Paman besok akan pergi ?” tanya Zaid sambil tetap menatap bulan. Paman Atib terdiam sejenak. ” Ya... Zaid, Paman harus pergi...” jawabnya kemudian.
”Pergi kemana ?” tanya Zaid.
”Ke Madinah..” jawab Paman Atib.

Zaid menoleh dan menatap wajah pamannya dalam-dalam. ” Paman akan bertemu Rasulullah?” tanyanya perlahan.
Paman Atib tersenyum dan mengangguk. ”Insya ALLAH...” jawabnya.
”Apakah Rasulullah seorang yang kaya raya, Paman ?” tanya Zaid.

”Rasulullah adalah seorang Nabi, bukan seorang raja, Zaid,” jawab Paman Atib.
”Beliau tidur diatas tikar yang serupa dengan yang kita pakai. Beliau memakai pakaian seperti yang kita pakai. Beliau juga memakan makanan seperti yang kita makan, yaitu beberapa butir kurma dan segelas air. Sesekali beliau minum susu kambing itupun hadiah dari para tetangganya”.

Zaid termenung. Tadinya dia berharap bahwa Nabi akan lebih kaya daripada Raban. Tetapi kini dia tercenung. Karena kekayaan Nabi tidak lebih dari keluarganya sendiri, bagaimana mungkin seorang yang tidak kaya bisa ditaati semua orang ?, bukanlah Raban yang kaya itu tinggal mengatakan sesuatu maka semua keinginannya akan terkabul.

”Kalau Nabi bukan orang kaya, bagaimana Beliau bisa membantu kita, rakyat yang miskin ini, Paman ?” tanya Zaid keheranan.

Paman Atib tersenyum. ”Nabi kita punya kasih sayang, wahai Zaid. Dengan kasih sayang itulah Nabi menolong semua umatnya,” kata Paman Atib dengan lembut. ” Bila beliau punya sedikit kelebihan uang, akan dibagi-bagikannya kepada para fakir miskin. Beliau juga mengajarkan pada orang kaya, agar senantiasa membantu saudara-saudara mereka yang kesusahan. Kasih sayang Nabi tidak terbatas, wahai Zaid. Kasih sayang Nabi meliputi seluruh alam.”

Zaid tercenung. ”Subhanallah...” ucapnya lirih.
”Bila seseorang memberi kasih sayang, ia akan di beri kasih sayang pula oleh Allah dan orang-orang lain,” kata paman Atib.

Zaid termenung lagi. Walaupun Raban kaya, tetapi ia tidak disayangi orang karena sifatnya yang kejam. Kekayaan Raban tidak ada artinya dibandingkan kekayaan kasih sayang Nabi. ”Paman..., kalau kasih sayang Nabi seluas alam ini, berarti Nabi juga menyayangi anak-anak ?” tanya Zaid penuh harap.

Paman Atib meraih Zaid dan mendudukkannya di pangkuan. ” Bila Rasulullah bertemu anak-anak, Beliau selalu menyapa mereka dan mengajaknya tertawa,” kata Paman Atib. ”Beliau sering mengajak mereka berlomba lari dan memarahi orang dewasa yang berlaku jahat kepada anak-anak.”

Tanpa terasa air mata Zaid menggenang. ”Benarkah didunia ini ada orang sebaik itu ?” pikirnya dalam hati. Perlahan timbul rasa rindu di hati Zaid. Lalu Paman Atib berkata lagi, ”Tetapi yang lebih besar dari semua itu adalah pengorbanan Beliau di jalan Allah. Tahukah engkau Zaid, ketika Rasulullah berdakwah seorang diri ke kota Thaif, Beliau malah dilempari batu oleh orang-orang bodoh itu sambil disoraki ?”

Zaid melompat dari pangkuan Atib dan bertanya dengan wajah tegang. ”Dilempari batu ? lalu apa yang terjadi wahai Paman ? Apa yang terjadi ?”

”Tubuh dan kaki beliau terluka, sehingga sepanjang jalan kota Thaif berceceran bercak-bercak darah suci yang mengalir dari luka itu...” jawab Paman Atib dengan murung. Tubuh Zaid terasa lemas, kepalanya tertunduk seraya jatuh berlutut. ”Subhanallah...Subhanallah....” bisiknya tersendat. Mendadak ia mengenggam tangan Paman Atib erat-erat. Kemudian dia mendongakkan kepala dan memandang wajah Paman Atib lekat-lekat. Matanya berkaca-kaca, namun sorot matanya penuh dengan kemarahan.

” Paman...” ujarnya tersendat-sendat. ”Bersumpahlah dengan nama Allah yang Maha Perkasa, bahwa Paman akan menghunus pedang dan saya akan menyiapkan ketapel. Lalu kita hancurkan kota orang-orang kafir itu sampai Allah memberi kemenangan, atau kita mati syahid.”

Paman Atib membalas tatapan Zaid, sementara kedua tangannya memegang bahu Zaid erat-erat. Paman Atib menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan. ”Zaidku...” katanya dengan penuh rasa kasih sayang. ”Rasulullah adalah Suri Tauladan dan panutan setiap Muslim, bukankah begitu ?” Zaid mengangguk perlahan, sementara air matanya makin menggenang sehingga wajah Paman Atibpun terlihat buram olehnya.

”Tahukah engkau wahai Zaidku, apa yang dilakukan Rasulullah setelah menerima perlakuan demikian kejam ? tahukah engkau ?” tanya Paman Atib lagi. Zaid menggeleng disertai air matanya yang mulai mencair dan meleleh dipipinya. ”Apakah Rasulullah akan memohon agar Allah menghukum orang-orang itu ? Padahal setiap do’a Beliau akan dikabulkan Allah. Apakah Rasulullah akan memohon agar kota Thaif dihancurkan ?” tanya Paman Atib bersungguh-sungguh. ”Ternyata tidak wahai Zaid, tidak. Rasulullah malah memohon agar Allah memaafkan mereka semua...” Zaid semakin tersedu-sedu karena terharu. Tak pernah didengarnya ada manusia sebaik dan seagung itu.

Paman Atib memeluk Zaid kecil didekapnya ke dadanya. Ia mengelus punggung Zaid sambil berbisik, ”Dan setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya orang-orang Thaif memeluk Islam. Orang yang dulu melempari Nabi dengan batu, kini telah menjadi saudara kita. Saudara dalam Iman dan cinta. Semua itu berkat cinta dan kesabaran Nabi terhadap sesamanya. Dan kita harus meneladani Beliau. Kamu paham kan Zaidku ?”

Zaid mengangguk dalam tangisnya. Hatinya semakin terjerat rindu dengan manusia seagung itu. ”Paman...” katanya dengan suara serak. ”Ajaklah aku bersamamu. Aku ingin menjaga Rasulullah agar tak ada orang yang dapat mencelakainya lagi.”

”Zaid,” kata Paman Atib lagi. ”Kamu masih kecil dan perjalanan ke Madinah sangat jauh. Lagipula yang harus kau jaga disini adalah ibumu, ingatlah itu.”

Zaid menggeleng-gelengkan kepala. ”Kak Ubaid dapat menjaga ibu disini. Lagipula aku tidak takut perjalanan jauh, wahai Paman. Biar kecil begini tubuhku kuat lho...” Tak ada yang bisa membujuk Zaid untuk tetap tinggal. Kerinduannya untuk bertemu Rasulullah sudah sedemikian besarnya sehingga menyesakkan dada. Ibu Zaid yang bijaksana itupun rela melepaskan kepergian Zaid. Ia melihat sorot mata Zaid begitu kuat untuk bertemu dan menjaga Rasulullah. Karena sang Ibu sadar, meskipun Zaid masih kecil, gunung sekalipun tak akan mampu menghalangi semangatnya.

Akhirnya berangkatlah Zaid bersama Paman Atib ke Madinah. Selama perjalanan Zaid tidak pernah bermalas-malasan. Ia membantu mencari kayu bakar dan membuat makanan. Ia juga membantu memasang tali kekang onta dan menurunkan barang bawaan. Pokoknya ia senang sekali. Siapa yang rajin, ia akan bahagia, begitu selau dikatakan ayahnya sebelum meninggal.

Tak terasa setelah berhari-hari mereka melakukan perjalan berat, sampailah mereka dipinggir kota Madinah. Hati Zaid begitu berbunga-bunga. ”Besok aku akan bertemu Rasulullah,” pikirnya dengan hati berdebar-debar karena senang. Malam itu Zaid tidak bisa tidur. Ia ingin matahari segera terbit. Tetapi semua ia rasakan berputar terlalu lama.

Keesokan harinya mereka memasuki Madinah. Namun suasana Madinah diliputi awan mendung. Dimana-mana terlihat kesedihan. Kaum wanita maupun laki-laki terlihat terisak-isak, dan wajah mereka menampakkan ketermanguan yang menggambarkan seakan-akan ada sesuatu kejadian yang sulit dipercaya.

Bertanyalah Paman Atib kepada mereka ”Wahai saudaraku ada apa gerangan , kenapa seisi Madinah terlihat berduka ?”

”Nabi telah wafat ...”
”Innalillahi wainnailaihi roji’un...”
Dada Zaid tiba-tiba terasa sesak. Seorang Nabi sekaligus ayah mereka, seorang pemimpin sekaligus sahabat mereka telah tiada. Siapa tak kan sedih. Bahkan pelepah-pelepah kurmapun merunduk sementara angin pun tidak bertiup. Seluruh alam benar-benar berduka.

Zaid tak dapat menahan rindu, berita tersebut seakan langsung membuatnya lemas. Tiba-tiba semua perjalanan jauh yang tak terasa itu datang kembali. Tiba-tiba semua penyakit yang diderita dulu kini mencengkeram kembali.

Sore itu Zaid jatuh sakit. Tubuhnya menggigil kedinginan. Paman Atib berjaga semalaman. Akan tetapi menjelang subuh panas badan Zaid turun. Zaid meminta Pamannya membawanya keluar tenda. ”Aku ingin melihat bintang,” katanya lirih. Dibopongnya tubuh Zaid yang terbungkus selimut keluar tenda. Dibawanya Zaid hingga ke sebuah bukit, supaya Zaid dapat memandang bintang sepuasnya.

” Paman...” ucap Zaid lirih. Setelah ayah meninggal, seorang Tabib yang baik hati pernah memeriksa tubuhku yang sakit-sakitan ini. Kata tabib hidupku hanya tinggal beberapa bulan lagi. Yang tahu hal ini hanya Kak Ubaid. Ibu tidak kami beritahu karena takut Beliau sedih...” ia menghela nafasnya dalam-dalam. ”Selama perjalanan aku berusaha menahan semua sakit agar bisa bertemu Rasulullah, tetapi Allah berkehendak agar kami bertemu ditempat yang lebih indah dari dunia ini. Be... betul kan, Paman ?” Paman Atib mengangguk perlahan sambil mendekap tubuh Zaid.

Sayup-sayup terdengar suara syair musafir,.

Tiada lagi indah bintang-bintang di langit...
Karena bintang yang terindah telah tiada....
Tiada lagi sejuk cahaya bulan...
Karena cahaya tersejuk telah tiada...

Yaa... Muhammad...
Penuh rindu kudatangi kota ini...
Namun Kau biarkan aku sendiri....
Menunggu didunia fana ini...

Yaa... Muhammad...
Kalaupun tak kujumpai Engkau disini
Janganlah Kau palingkan wajah dariku...
Bila kita bertemu suatu saat...

Di akhirat nanti....


Zaid tersenyum. Sorot matanya perlahan-lahan terkatup, dan tertutup selamnya. Ia telah kembali keharibaan Allah, sang Maha Pencipta. ”Innalillahi wainnailahi roji’un, selamat jalan Zaidku. Sampaikan salam Paman buat Rasulullah...” bisik Paman Atib lirih.

Angin malam berhembus perlahan seolah-olah berkata, ”Alangkah berbaghagianya orang-orang beriman. Mereka bersaudara didunia dan bersaudara di akhirat...”

* Eka Wardhana *


Share:

2.13.2009

Kebeningan Hati Seorang Gus Miek


Gus Miek bagi sebagian orang yang pernah dekat dan mengenalnya, akan terkesan bahwa beliau adalah pengayom atau pelindung rakyat jelata, dengan kebeningan hati beliau, mampu menembus batas kelas dan agama.

Beberapa kisah berikut adalah salah satu yang mewakili dari kisah beliau. Semoga bermanfaat bagi Sami’in setia yang belum pernah mengenal beliau secara dekat dan para pemerhati yang ingin lebih banyak mengetahui tentang Gus Miek.

Kota Surabaya, salah satu kota yang menjadi favourite Gus Miek, dan salah satu tempat yang paling sering beliau singgahi adalah kafe di Hotel Elmi. Suasana malam khas kafe yang gaduh, dimana entakan musik menggebrak malam, dan disudut-sudut ruangan penuh kepulan asap rokok yang menyesakkan dada, berbaur bau alkohol yang menusuk hidung. Disalah satu sudut pojok ruangan kafe terlihat seorang lelaki berwajah teduh sedang mengobrol dikelilingi beberapa orang. Tubuhnya sedang, rambutnya ikal dan diantara jemari tangannya terselip sebatang rokok.

Terdengar kalimat-kalimat yang menyejukkan dan sesekali terdengar tawa segar. Menurut orang-orang yang ada disekelilingnya tersebut, lelaki itu selain ada di kafe ini juga dikenal di beberapa diskotik di Surabaya. Dan mereka semua memberikan julukan "Kyai Nyentrik".

Itulah dunia K.H. Khamim Jazuli alias Gus Miek. Ia adalah tokoh sentral sema’an Al-Qur’an yang pengikutnya ribuan orang. Sema’an adalah kegiatan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an berjama’ah atau bersama-sama, dimana dalam sema’an itu juga selain mendengarkan Al-Qur’an, yang hadir ( sami’in) juga bersama-sama melakukan ibadah sholat wajib secara berjama’ah juga sholat-sholat sunnah yang lain, dari ba’da Subuh hingga khatamnya Al-Qur’an. Gus Miek memiliki seorang istri dan lima orang anak. Beliau dikenang sebagai Kiai yang mengayomi umat, terutama rakyat jelata. Ke khasan gayanya dalam menyebarkan kebenaran sangat langka dan tidak seperti ulama pada umumnya. Lahan garapannya adalah orang-orang pinggiran dan para ”manusia malam”.

Majelis Sema’an mula-mula didirikan dikampung Burengan Kediri sekitar tahun 1986. Mula-mula pengikutnya hanya 10-15 orang. Lama kelamaan berkembang menjadi ribuan. Tempatnya pun tidak hanya di masjid atau dari rumah ke rumah, tetapi sudah memasuki wilayah pendopo kabupaten, Kodam bahkan sampai ke Keraton Yogya.

Dari berkelana timbullah gagasan sema’an Al-Qur’an. Saya ingin benar dan tidak terlalu banyak salah. Maka saya ambil langkah silang dengan menganjurkan pada para santri untuk berkumpul sebulan sekali, mengobrol, guyonan santai, diiringi hiburan. Syukur-syukur jika hiburan itu berbau ibadah yang menyentuh rahmat dan nikmat Allah. Kebetulan saya menemukan pakem bahwa pertemuan seperti itu jika dibarengi membaca dan mendengarkan Al-Qur’an, syukur-syukur bisa dari awal sampai khatam, Allah akan memberikan rahmat dan nikmatNYA.

Jadi menurut Gus Miek, secara batiniah sema’an Al-Qur’an adalah hiburan yang hasanah, hiburan yang baik. Selain juga merupakan upaya pendekatan diri kepada Allah, dan sebagai tabungan di hari akhir. Itu yang harus bener-benar diyakini oleh jema’ah sema’an Al-Qur’an. Orang yang mendengarkan dan membaca Al-Qur’an mendapat pahala yang sama. Malah dalam sebuah ulasan seorang ulama dikatakan bahwa orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an pahalanya lebih besar daripada yang membacanya, sebab pendengar lebih bisa menata hati, pikiran dan telinga serta lebih fokus pada pendekatan diri kepada Allah.

Satu-satunya upaya untuk mengutarakan sesuatu kepada Allah menurut beliau ialah lewat Majelis sema’an Al-Qur’an ini. Karena berdasarkan sebuah hadis, ”barang siapa ingin berkomunikasi dengan Allah, maka beradalah ditengah-tengah suatu majelis yang didalamnya mengalun Al-Qur’an.”

Gus Miek memang memiliki kelebihan yang unik. Beliau lebih suka memakai pakaian trendi ketimbang sorban, jubah maupun sarung. Pergaulannya pun sangat luas. ” Saya merasa dituntut menguasai bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati,” tutur beliau.

Pada saat saya masuk diskotik, kafe atau karaoke, saya hanya bisa tertawa. Saya senang tapi saya lebih tertarik pada pendapat seorang ulama dulu, kalau nggak salah namanya Imam Ahmad bin Hanbal. Kalau masuk ke tempat hiburan yang diharamkan oleh Islam, justru Imam Ahmad bin Hanbal malah bergabung dan berdoa, pada saat beliau dipintu masuk pertama. Doa beliau ” Ya Allah, seperti halnya Kau buat orang-orang ini berpesta pora ditempat seperti ini, semoga Engkau jadikan pula mereka berpesta pora di akherat nanti”.

Semasa hidup Gus Miek selalu diburu, bahkan tidak sedikit yang merelakan waktunya berjam-jam dan berhari-hari untuk bertemu walaupun sekedar bersalaman. Tamunya datang dari berbagai golongan, mulai tukang becak, para banci, santri, artis, politikus, pejabat sampai Jendral. Mereka percaya bertemu dengan Gus Miek akan membawa berkah tersendiri. Mereka kebanyakan meminta nasehat tentang berbagai persoalan hidup. Saat beliau berumur 10 tahun sudah banyak didekati orang. ”Bahasa yang datang kepada saya ya itu-itu saja, minta restu, mengungkapkan kekurangan, minta doa mudah mencari rezeki, bahkan orang yang mau melahirkan juga datang kepada saya, dikira saya ini bidan,” tutur beliau seraya terkekeh.

Gus Miek benar-benar rendah hati. ” Saya ini bukan kiai, juga bukan ulama. Saya ini orang yang dipaksa untuk dipanggil kiai. Saya ini hanya orang yang ingin melakukan kebenaran dan tak ingin terlalu banyak salah”, kata beliau. ” Kita ini jangan sekali kali sok suci atau super bersih, sebab didunia ini ada dua penampilan. Pertama, penampilan sebagai manusia satu-satunya dibumi yang paling top, paling suci , paling bersih. Kedua, kebalikannya, sebagai manusia penghuni bumi yang bukan apa-apa. Saya ini hanyalah, insyaAllah kalau dalam jiwa kita sudah tertanam perasaan sebagai hamba Allah, akan tertanam pula rasa dosa, rasa salah, rasa kekurangan, sehingga untuk memohon pengampunan kepada Allah akan lebih besar dan meningkat. Dan itu sulit, termasuk saya sendiri”, tutur beliau

Selain rendah hati beliau juga pribadi yang sangat sederhana. Meski keluarganya di Kediri, namun tak seorangpun tahu keberadaannya. Jika beliau berada di Surabaya lebih sering berada dirumah salah satu sahabat beliau yaitu Bapak Syafi’i, di dekat Masjid Ampel, beliau tak segan-segan tidur di kursi plastik jebol ditemani sebuah teko kuningan berisi teh kental dan dua gelasnya. Tak lupa asbak penuh puntung rokok kretek, karena ia memang dikenal perokok berat.

Karena kerendahan hati serta tak segan-segan membantu orang yang kesusahan tersebut, bisa dimaklumi jika tamunya berjubel, bahkan pernah sampai 18 hari 18 malam tidak tidur karena sibuk menerima tamu. Karena beliau tak kuasa menolak tamu. Bahkan pernah pada saat hadir disema’an, Gus Miek langsung dikerubuti ribuan jama’ah, sampai-sampai harus diselundupkan ke jamaah wanita untuk menghindari serbuan sami’in.

Disamping sema’an Al-Qur’an, beliau juga mendirikan majelis dzikir ”Dzikrul Ghofilin”. Maksudnya adalah dzikirnya orang-orang yang lupa kepada Allah. Seperti halnya sema’an, majelis dzikir yang lazim disebut muzahadah inipun diikuti ribuan jama’ah dengan khusuk. Baik majelis sema’an Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin ini sangat diminati oleh ribuan muslimin terutama daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Gus Miek sejak kecil memang terlihat aneh. Beliau mengaku sering dianggap aneh bahkan tidak jarang ada yang mengatakan tidak waras. ” Dari umur 11 tahun saya seperti orang sakit, orang-orang menganggap saya tidak waras. Lha wong kerjaan saya hanya disungai, memancing terus menerus,” tuturnya

Gus Miek sejak kecil suka mengembara, bahkan orang tuanya pun tidak tahu dimana keberadaan Khamim kecil. Dan oleh Ayahnya ia sudah dianggap anak hilang. Bahkan kebiasaan Gus Miek tersebut berlanjut hingga masa tuanya. Bukan rahasia lagi jika orang sulit mencarinya. Untuk bertemu beliau itu ”jodoh-jodohan” atau ”nasib- nasiban”, kalau jodoh gampang ditemui, tidak dicaripun beliau muncul, tetapi kalau tidak jodoh, dicari-cari kemanapun bahkan sampai satu bulanpun, belum tentu ketemu, kata beberapa sami’in.

Banyak cerita tentang karomah atau kemuliaan yang muncul disekitar kehidupan Gus Miek, yang oleh orang awam dianggap aneh. Diantaranya kemampuan Gus Miek menyembuhkan penyakit hanya dengan air putih. Banyak pula yang bercerita bahwa Gus Miek bisa hadir di dua tempat. Salah satu contoh cerita yaitu saat Kiai Musta’in Romli, pendiri Pondok Pesantren Darul ’Ulum Jombang, dan salah satu seorang mursyid sebuah tarekat meninggal. Ketika itu sang ayahanda Gus Miek yaitu Kiai Ahmad Jazuli akan berangkat takziah. Gus Miek saat itu diajak ikut, tapi beliau menolak, dan memilih tinggal dirumah saja.

Berangkatlah rombongan Kiai Ahmad Jazuli ke Jombang tanpa Gus Miek kecil. Tiba dirumah duka, betapa kagetnya beliau karena melihat Gus Miek sudah berada disana. Bertanyalah beliau kepada kerabat Kiai Mustain, dan jawaban kerabat kiai Musta’in membuat Kiai Ahmad Jazuli tercengang. ” Gus Miek sudah menemani Kiai Musta’in sejak seminggu sebelum almarhum wafat, Kiai ..,”tutur kerabat tersebut.

Cerita unik yang lain ketika pada saat sholat jamaah Jum’at, tiba-tiba Gus Miek hilang. Orang-orang disekitar beliau bingung dibuatnya. Mereka sudah berusaha mencari Gus Miek kesana kemari usai sholat jum’at, namun tetap tidak ketemu. Dengan tiba-tiba Gus Miek muncul dengan membawa seonggok kurma yang ranting-rantingnya masih meneteskan getah segar. Dan mereka yakini bahwa Gus Miek tadi pasti habis sholat jum’at di Mekah.

Pada suatu saat Gus Miek juga terlihat lagi dikelilingi fakir miskin, Gus Miek memberikan uang kepada mereka semuanya. Anehnya uang tersebut diberikan setelah beliau secepat kilat menggerakkan tangan kanannya ke udara, dan mendadak ditangan beliau sudah tergenggam uang segepok.

Kiai kharismatik dan sederhana, kaya dengan karomah serta sangat dekat dengan orang kebanyakan, pembela serta pelindung kaum papa dan miskin ini, tak ayal dianggap seorang Wali ( Orang Suci). Sosok beliau yang pergaulannya dikenal luas ini, wafat di Surabaya tepatnya di Rumah Sakit Budi Mulia, pada 5 Juni 1993, dan dimakamkan di pemakaman para Wali, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kediri. Tempat Makam ini juga beliau penggagasnya.
Share:

1.23.2009

Dahsyat-nya Sholawat


Ada empat perbuatan ringan yang apabila kita lakukan, maka kita termasuk golongan orang yang tidak terpuji.
1. Seseorang yang membuang air kecil sambil berdiri, 2. Seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, 3. Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti apa yang diucapkan muadzin, 4. seseorang yang apabila mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, tetapi tidak membacakan shalawat atasnya.

Sabda Nabi Muhammad Saw:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)

Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang apabila kita lakukan mendatangkan akibat yang maha dahsyat, dan apabila kita tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas budi.

Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.

Dalam ibadah-ibadah lain, Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca shalawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah sendiri bershalawat atasnya, kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian pada orang-orang yang beriman untuk bershalawat atasnya. Dengan hal ini semakin menunjukkan bahwasanya melakukan shalawat atas Nabi muhammad saw, tidak cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi ibadah yang utama.

Bila kita ingin mengetahui bahwa shalawat termasuk ibadah yang utama, maka perhatikan dan renungkan firman Allah Swt dalam al-Quran:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).

Dari ayat tersebut kita mengetahui, Allah Swt saja sang Pencipta jagad raya dan mahkluk seluruh dunia termasuk diri kita yang kecil ini, mau bershalawat terhadap Nabi Muhammad Saw, dan juga para malaikat yang telah dijamin tak akan berbuat kesalahan turut bershalawat terhadap nabi, mengapa diri kita yang telah diselamatkan beliau masih melupakan ibadah yang teramat mulia ini. Sesungguhnya perbuatan seseorang menunjukkan pada perangai dirinya.

Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad Saw.
Nabi Saw bersabda:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)

Lalu apa fadhilah mengucapkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw?
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah Saw, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.

1). Shalawat membersihkan dosa
Sabda Nabi Saw:
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?”
beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.


2). Shalawat berpahala sepuluh rahmat Allah dan menghapus sepuluh kesalahan
Sabda Nabi Saw:
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)

3). Dikabulkan hajat di dunia dan akhirat
Sabda beliau Saw:
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)

4). Terangkatnya derajat manusia
Sabda beliau Saw:
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)

5). Menjadikan doa cepat terkabul
Bahwasanya Umar bin Khattab Ra berkata:
“Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat
Tirmidzi)


Ada sebuah cerita, bahwasanya ulama besar Sufyan ats Tsauri sedang thawaf mengelilingi ka’bah dan melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi.
Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau telah telah tinggalkan tasbih dan tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah ada bagimu landasan yang khusus? Orang itu menjawab: “Siapakah engkau? Semoga Allah mengampunimu. Sufyan menjawab: “Saya adalah sufyan ats tsauri”. Orang itu berkata: “seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini”.

Kemudian orang itu berkata kepada sufyan: “sewaktu saya mengerjakan haji bersama ayahku, dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu saya mengucapkan “innalillah wa innailahi rajiun” dan saya menutup mukanya dengan kain. Kemudian saya tertidur dan bermimpi, dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya: “wahai hamba Allah siapakah engkau? Bagaimana lantaran kamu Allah menjadikan muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?. Orang itu menjawab:
“apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya) akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi pertolongan kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak memperbanyak
shalawat atasku”. Setelah itu saya terbangun dari tidur, dan saya lihat muka ayahku berubah menjadi putih. (Dari Kitab: Tanbihun Ghofilin, as-Samarqhondi, hal: 261)

Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. sehingga bagi siapapun yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan Nabi Muhammad Saw langsung membalasnya, tidak cuma balasan pahala, imbalan atau keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.

Orang yang mendengar shalawat atas nabi, tetapi tidak menjawabnya lalu ia meninggal dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari RahmatNya.
Sabda Nabi:
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi:
“barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi:
“barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).

Mari kita langgengkan meng-ucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, disaat kita senggang, disaat akan menggubah posisi kegiatan kita, disaat kapanpun, dimanapun selagi kita mampu.

Jangan lupakan shalawat, karena bila kita lupa berarti kita telah melupakan seseorang yang telah menunjukkan kita kejalan yang lurus yaitu Nabi Muhammad Saw. bila kita telah melupakan shalawat berarti kita telah melupakan dan keliru dari jalan yang seharusnya kita tempuh menuju sorga.
“barangsiapa yang lupa membaca shawalat atasku, berarti ia telah keliru dari jalan ke sorga” (HR. Ibnu majah).

@Ustadz Abdul Rahim Yunus, MA


Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Powered By Blogger

Hit Counter