Wadah berbagi Kisah, Pengetahuan, Ungkapan rasa, Cerita, dalam rangka memperkaya khasanah Iman untuk menggapai Syafa'at Baginda Rasululloh serta Hidayah dan Ridlo Illahi Robbi

9.07.2009

Maha KasihNYA ALLAH


Syaikh Abu Bakar Ad-Dharir bercerita, Bapakku termasuk orang miskin, dia berdagang bejana dari tanah liat. Aku mempunyai kakak perempuan. Aku sendiri buta.

Suatu malam aku terbangun, karena aku mendengar Bapakku berkata kepada Ibu, "Aku sudah tua, kamu juga, kamu tua dan lemah. Apa yang jauh dari kita telah dekat." Kemudian bapak bersyair,

Sesungguhnya seseorang yang berumur lima puluh tahun berarti dia telah mendekati sumur kematiannya.

Bapakku melanjutkan, "Anak perempuan kita, dia hidup sehat bisa membantu orang - orang. Tetapi bocah laki-laki kita ini, dia buta, tak ubahnya seperti seonggok daging. Kira-kira apa yang bisa dilakukannya."

Kemudian kudengar keduanya menangis. Keduanya terus menangis di malam itu dalam waktu yang cukup lama. Hatiku sangat sedih mendengarnya.

Pagi hari seperti biasa aku pergi ke halaqah. Tidak lama berselang seorang pesuruh khalifah datang dan berkata kepada ustadzku, "Ibu Permaisuri menyampaikan salam kepada ustadz, Beliau berkata, 'Bulan Ramadhan telah tiba. Aku menginginkan seorang bocah laki-laki yang belum baligh, bacaannya bagus, suaranya merdu, sebagai Imam shalat Tarawih."

Ustadz menjawab, "Bocah yang diinginkan Permaisuri memang ada pada kami namun dia seorang yang buta." Tak lama kemudian Ustadz memintaku pergi bersamanya. Utusan itu menuntunku. Kami berjalan sehingga kami sampai di rumah yang dituju. Dia meminta izin, maka Ibu Permaisuri memberi izin kepadaku untuk masuk. Aku masuk dan memberi salam. Aku mulai membaca. Aku membaca, Bismillahir Rahmanir Rahim, Ibu Permaisuri menangis. Aku meneruskan bacaan, tangisan Ibu Permaisuri makin bertambah.

Ibu Permaisuri berkata, "Aku belum pernah sekalipun mendengar bacaan seperti ini." Hatiku tersentuh, aku pun menangis. Dia bertanya mengapa aku menangis. Lalu aku ceritakan apa yang aku dengar dari Bapakku. Ibu Permaisuri berkata kepadaku, "Wahai anakku kamu akan mendapatkan apa yang tidak disangka-sangka oleh Bapakmu."

Ibu Permaisuri memberiku seribu dinar, dan dia berkata, "Ini untuk modal dagang Bapakmu dan untuk persediaan kakak perempuanmu. Aku telah memerintahkan abdiku untuk menyediakan gaji untukmu tiga puluh dinar setiap bulan." Di samping itu Ibu memberiku pakaian dan kendaraan yang bagus dengan pelana yang berhias.

Demikianlah cara Allah menyenangkan hati dan membagi rizky bagi hambaNYA yang lemah.

Dari Makarim al-Akhlak, Ali Shalih al-Hazza`
(Izzudin Karimi)

Share:

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Powered By Blogger

Slider

Hit Counter